IoT dan AI Bantu Petani di Sragen Hemat Pemakaian Pupuk hingga 50%

IoT dan AI Bantu Petani di Sragen Hemat Pemakaian Pupuk hingga 50%

Bisnis.com, SRAGEN— Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan penggunaan teknologi internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) mampu membantu petani padi meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk hingga 50%.

Hal tersebut disampaikan Meutya dalam kegiatan Panen Tani Digital di Desa Padas, Kecamatan Tanon, dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, yang menjadi puncak kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Digital Sektor Pertanian oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada 2025.

Berdasarkan pengakuan petani, kata Meutya, IoT dan AI membuat penggunaan pupuk menjadi lebih efisien sehingga petani lebih sejahtera. 

“Ini mampu mengurangi pemakaian pupuk sekitar 40–50% dengan produktivitas yang juga meningkat,” kata Meutya di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025).

Tidak hanya diterapkan pada petani padi, digitalisasi pertanian juga dilakukan untuk petani melon di Desa Padas, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. 

Melalui penerapan teknologi IoT, hasil panen melon meningkat hingga 26%, pendapatan naik 44%, penggunaan tenaga kerja berkurang 45%, konsumsi air hemat 15%, serta tingkat kemanisan buah melon meningkat dari 14 menjadi 15 Brix.

Meutya menegaskan pentingnya penerapan teknologi IoT dan AI yang tidak hanya dinikmati masyarakat perkotaan, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi sektor-sektor prioritas pemerintah, salah satunya pertanian.

Dia menambahkan penerapan teknologi digital di sektor pertanian juga dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dan polusi air akibat penggunaan pupuk berlebih. Menurutnya, kecerdasan artifisial dan sensor berbasis IoT membantu petani mengelola lahan secara lebih efisien, seperti mendeteksi kebutuhan air, pupuk, atau cahaya, serta memantau suhu lahan langsung dari rumah.

“Jadi tidak lagi harus para petani ini nungguin sawah-sawahnya selalu, karena aplikasinya bisa diakses dari kenyamanan rumah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Meutya menjelaskan dalam pelaksanaan program tersebut, Komdigi juga memastikan ketersediaan koneksi internet hingga ke pelosok desa. Sebab, teknologi digital pertanian tidak dapat berjalan optimal tanpa jaringan internet yang memadai. 

Dia menuturkan, proyek percontohan (use case) teknologi pertanian berbasis IoT dijalankan selama enam bulan dengan dukungan pemerintah, sesuai arahan Presiden. Setelah itu, kolaborasi lintas kementerian dan pemerintah daerah akan menjadi kunci keberlanjutan program.

Meutya menegaskan langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kualitas hasil pertanian nasional.

“Pada prinsipnya, sekali lagi ini untuk mendukung produktivitas, target Presiden bahwa swasembada pangan bisa tercapai dan juga kualitas yang lebih baik,” tuturnya.

Program Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Digital di Sektor Pertanian memperkenalkan Smart Precision Agriculture berbasis IoT untuk tanaman pangan dan hortikultura. Program ini melibatkan dua startup nasional, yakni PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa dengan perangkat Jinawi yang memberikan rekomendasi pemupukan berbasis data, serta PT Habibi Digital Nusantara, pengembang sistem irigasi otomatis untuk tanaman melon.

Secara keseluruhan, program ini melibatkan 16 kelompok tani pembudidaya padi/jagung dan 16 kelompok tani pembudidaya melon, dengan total 190 petani. Inisiatif ini menjadi model percontohan nasional penerapan teknologi digital di sektor pertanian.