Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki Bulan Bung Karno, kader PDI Perjuangan Surabaya, Achmad Hidayat mengajak untuk mengibarkan bendera partai di berbagai titik kampung dan pemukiman warga. Langkah ini dimaksudkan sebagai tetenger atau simbol komitmen ideologis sekaligus penghormatan terhadap Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, yang lahir di Kota Pahlawan.
Achmad menegaskan bahwa Surabaya memiliki nilai historis dan tanggung jawab moral dalam menjaga semangat dan ajaran Bung Karno. Menurutnya, momentum Bulan Bung Karno harus dimaknai sebagai penguatan identitas ideologis partai dan refleksi terhadap perjuangan kemerdekaan yang digagas Sang Proklamator.
“Surabaya adalah kota kelahiran Sang Putra Fajar. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kader untuk menghidupkan ajaran Bung Karno, terutama di bulan Juni ini yang penuh makna sejarah dan ideologi,” ujar Achmad Hidayat, Selasa (3/6/2025).
Mantan aktivis GMNI ini menjelaskan, pengibaran bendera PDI Perjuangan di kampung-kampung bukan hanya simbolisasi partai, tapi bentuk dari konsolidasi struktural dan penyadaran politik rakyat. Achmad juga menyebut pentingnya kader terus membumikan nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong di tengah masyarakat.
“Mengibarkan bendera partai di Bulan Bung Karno adalah bentuk pengingat bahwa kita hadir dan bekerja untuk rakyat. Ini bukan sekadar rutinitas partai, tapi bagian dari komitmen ideologis yang tak boleh pudar,” katanya.
Selain itu, Achmad mengajak seluruh kader untuk menjadikan Bulan Bung Karno sebagai momen konsolidasi total, baik di level struktural maupun ideologis. Dia mengingatkan bahwa menjelang kongres partai, seluruh elemen harus solid dan setia terhadap garis perjuangan partai.
“Konsolidasi tak cukup hanya di atas kertas. Kita harus menunjukkan bahwa kader di akar rumput siap melanjutkan perjuangan Bung Karno. Surabaya harus jadi pusat semangat nasionalisme yang menyala-nyala,” tegasnya.
Sebagai bagian dari rangkaian Bulan Bung Karno, PDI Perjuangan Surabaya juga akan menggelar kegiatan sosial, ziarah ke makam tokoh-tokoh pejuang, serta diskusi kebangsaan bersama pemuda dan mahasiswa. Achmad berharap kegiatan ini bisa menjadi ruang pembelajaran ideologis sekaligus memperkuat kedekatan partai dengan masyarakat.
“Bung Karno pernah bilang, warisi apinya, jangan abunya. Maka tugas kita adalah memastikan bahwa api perjuangan itu terus menyala di kota tempat beliau dilahirkan,” pungkas Achmad.[asg/kun]
