Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan dirgantara milik Elon Musk, SpaceX, tengah berencana untuk menggelar penawaran tender (tender offer) saham yang membuat valuasi perusahaan tersebut naik menjadi sekitar US$350 miliar atau setara Rp5.600 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).
Melansir Bloomberg pada Selasa (3/12/2024), pada tender offer tersebut, karyawan dan beberapa pemegang saham SpaceX dapat menjual saham perseroan sehingga menghasilkan likuiditas.
“Percakapan saat ini dengan SpaceX masih berlangsung dan rincian transaksi potensial dapat berubah tergantung pada minat dari penjual dan pembeli orang dalam,” ujar sumber anonim mengutip Bloomberg.
Adapun, tender offer itu membuat valuasi SpaceX milik Elon Musk melonjak signifikan, dari sebelumnya sebesar US$255 miliar.
Alhasil, hal itu juga akan memperkuat status SpaceX sebagai perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) dengan kapitalisasi pasar paling jumbo.
Terlebih, di tengah hubungan yang semakin erat antara Elon Musk dan presiden AS terpilih Donald Trump membuat valuasi sejumlah perusahaan Musk lainnya juga melonjak signifikan.
Misalnya, saham Tesla juga telah naik 42% sejak 5 November 2024, sementara itu kekayaan Elon Musk telah melonjak hingga sekitar US$353 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Lonjakan nilai potensial ini menggarisbawahi keuntungan besar yang telah diperoleh perusahaan Musk sejak pemilihan Presiden AS.
Sebagai tambahan informasi, SpaceX juga ingin menambah kecepatan data internet Starlink menjadi 10 kali lebih cepat dari saat ini.
CEO SpaceX Elon Musk berambisi meningkatkan kecepatan sistem internet berbasis antariksa ke kecepatan gigabit seperti jaringan pita lebar.
Untuk mencapai tujuan ini, SpaceX telah meminta Komisi Komunikasi Federal (FCC), regulator telekomunikasi nasional, untuk mengubah izin yang ada saat ini.
Perusahaan ingin FCC mengizinkannya untuk menyesuaikan beberapa parameter teknis dan orbital yang telah disetujui untuk versi satelit Starlink mendatang, situs berita ArsTechnica melaporkan.
“Penyesuaian tersebut akan memungkinkan perusahaan meningkatkan keberlanjutan ruang angkasa, merespons permintaan yang berkembang dengan lebih baik, dan berbagi spektrum dengan pengguna spektrum lainnya secara lebih efisien,” kata SpaceX.