Jakarta –
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.
“Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).
Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu “bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon”.
Netanyahu memberi lampu hijau untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon. Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa Netanyahu menghendaki gencatan senjata.
Pertama, Netanyahu ingin “Fokus pada ancaman Iran”. Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.
Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.
Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza “Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu,” katanya.
Pendukung utama Israel, Amerika Serikat, telah memimpin upaya gencatan senjata untuk Lebanon bersama sekutu, termasuk Prancis.
Perang di Lebanon meningkat setelah hampir setahun terjadi penembakan lintas batas yang diprakarsai oleh Hizbullah.
Kelompok Lebanon itu mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas setelah serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang di Gaza.
Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 3.799 orang di Lebanon sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan, sebagian besar dari mereka telah tewas sejak September.
Di pihak Israel, permusuhan tersebut telah menewaskan sedikitnya 82 tentara dan 47 warga sipil, kata pihak berwenang.
Netanyahu mengatakan Israel akan meningkatkan perlawanannya terhadap Hamas di Gaza.
“Sejak hari kedua perang, Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di pihaknya. Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas dibiarkan sendiri,” katanya.
“Kami akan meningkatkan tekanan kami terhadap Hamas dan itu akan membantu kami dalam misi suci kami untuk membebaskan sandera kami.”
(taa/taa)