Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Profil RM Margono Djojohadikusumo yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional: Kakek Prabowo Subianto, Pendiri BNI, dan Cucu Pengikut Pangeran Diponegoro

Profil RM Margono Djojohadikusumo yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional: Kakek Prabowo Subianto, Pendiri BNI, dan Cucu Pengikut Pangeran Diponegoro

Jakarta, Beritasatu.com – Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo, kakek Presiden Prabowo Subianto diusulkan agar mendapat gelar pahlawan nasional. Margono merupakan inisiator utama dalam mendirikan lembaga keuangan menjadi cikal bakal bank sentral di Indonesia dan pilar stabilitas ekonomi bangsa.

“Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa RM Margono (Djojohadikusumo) dengan semangat kebangsaan yang kuat memimpin upaya mendirikan bank sentral Indonesia di republik yang baru merdeka,” kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Eddy Soeparno di Jakarta, Minggu (10/11/2024).

Eddy mendukung pemberian gelar pahlawan nasional kepada RM Margono Djojohadikusumo karena terobosannya dalam membentuk bank sentral sekaligus pemimpin pertamanya menunjukkan kontribusi besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Profil RM Margono Djojohadikusumo, kakek Prabowo Subianto yang diusul jadi pahlawan nasional

RM Margono Djojohadikusumo lahir di Purwokerto, Kabupaten Banyumas pada 16 Mei 1894, dan meninggal dalam usia 84 tahun di Jakarta pada 25 Juli 1978. 

Margono yang merupakan orang tua dari Prof Dr Soemitro Djojohadikoesoemo, ayah kandung Prabowo Subianto, dikenal sebagai pahlawan ekonomi karena berandil besar dalam kemajuan bangsa.

Margono adalah pendiri sekaligus pemimpin pertama Bank Negara Indonesia (BNI). BNI yang berdiri pada 5 Juli 1946 awalnya dibentuk sebagai bank sentral sekaligus bank umum. BNI diresmikan di Yogyakarta pada 17 Agustus 1946 dan Margiono dipercaya sebagai direktur utamanya. 

Margono Djojohadikusumo merupakan keturunan dari Raden Joko Kaiman, pendiri sekaligus bupati pertama Banyumas. Margono juga cucu buyut Raden Tumenggung Banyakwide atau Panglima Banyakwide, pengikut setia Pangeran Diponegoro.

Margono lahir dari keluarga keturunan bangsawan yang bernah melawan Belanda dalam perang Jawa. Ayahnya priyayi yang menjadi pegawai pemerintah Belanda.

Margono pernah belajar di sekolah dasar kolonial Belanda, Europeesche Lagere School pada 1901, setelah lulus ia melanjutkan pendidikan ke Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren di Magelang hingga 1911.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, Margono Djojohadikusumo dipercaya sebagai ketua pertama Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), lembaga yang dibentuk sehari setelah Soekarno dan Mohammad Hatta dilantik sebagai presiden dan wakil presiden RI.

Margono kemudian mengusulkan dibentuk sebuah bank sentral atau bank sirkulasi negara. Soekarno dan Hatta memberi mandat ke Margono mempersiapkan segala hal. Akhirnya pada 19 September 1945 Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan membentuk sebuah bank milik negara.