2 Negara Tetangga Ini Krisis, Satu Makan Sampah yang Lain Gelap Gulita

22 March 2024, 5:30

Jakarta, CNBC Indonesia – Dua negara bertetangga Argentina dan Kuba kini terbelit krisis. Di Argentina, warga harus mengais sampah untuk makan, sementara di Kuba, rumah-rumah warga gelap gulita karena tak ada listrik.

Apa yang terjadi?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Argentina diketahui mengalami krisis ekonomi yang parah. Hal ini terjadi karena inflasi yang sangat tinggi yang menggerus daya beli masyarakat.
Negara Amerika Latin tersebut dikejutkan dengan laju inflasi bulanan yang lambat lebih dari diperkirakan, mencapai 13,2% month-on-month (mom) pada Februari 2024. Laju inflasi tahunan Februari naik menjadi 276,2% year-on-year (yoy).
Sebenarnya, angka ini di bawah perkiraan konsensus sebesar 282,1% yoy. Namun, ini tetap menjadikan Argentina sebagai negara dengan inflasi terburuk di dunia.
Fakta tersebut menghantam daya beli masyarakat dan meningkatkan tingkat kemiskinan. Sebuah laporan bulan lalu menunjukkan bahwa kemiskinan mendekati 60% dari 40% pada tahun sebelumnya.
Karena sulitnya membeli makanan, sejumlah warga bahkan mengais sampah untuk bertahan hidup. Pemandangan ini setidaknya dilaporkan terlihat di Buenor Aires dengan jumlah yang makin banyak.
“Kami memiliki beberapa kontainer di belakang tempat sampah dibuang,” kata seorang penjual buah dan sayur Sandra Boluch.
“Ketika Anda membawa sebuah kotak, Anda melihat 20 orang mendatangi untuk melihat apa yang bisa mereka bawa sebagai sepiring makanan ke meja mereka,” tambahnya mengatakan bahwa dulu, ini terjadi jarang meski kini lebih banyak orang melakukan hal tersebut.
“Ini sangat parah,” tambah Boluch lagi.
Presiden Argentina, Javier Milei, sebenarnya memang telah menerapkan sejumlah langkah keras untuk mengatasi inflasi. Termasuk pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk utilitas dan transportasi, serta upaya untuk menyederhanakan program kesejahteraan.
Profesor ekonomi terapan di Universitas Johns Hopkins, Steve Hanke, ppercaya bahwa solusi yang harus diambil adalah dengan Milei memenuhi janji kampanyenya untuk mendolarisasi perekonomian dan menghapuskan bank sentral. Ia menggambarkan langkah ini sebagai “jenis operasi yang paling efektif”.
“Mereka tidak perlu mengulur waktu, jika mereka melakukan dolarisasi perekonomian dan menyingkirkan bank sentral- sesuatu yang Milei janjikan selama kampanyenya, maka masalah tersebut akan diperbaiki. Dan hal itu mungkin dilakukan, dan menurut saya hal itu sangat diinginkan,” kata Hanke seperti dikutip CNBC International.
Hanke mengatakan bahwa pada tahun 1999, ia telah merancang undang-undang atas permintaan mantan Presiden Carlos Menem yang akan mendolarisasi perekonomian Argentina. Ekonom tersebut sebelumnya mengatakan bahwa dia telah melakukan kontak dekat dengan tim teknis Milei dan menggambarkan dirinya sebagai “penasihat informal” dalam isu-isu seperti dolarisasi.
“Kami tidak akan membicarakan hal ini, dan mereka tidak akan mengalami gagal bayar berulang kali jika mereka melakukan dolarisasi pada tahun 1999. Namun bagaimanapun juga, sepertinya Milei telah mengesampingkan masalah dolarisasi dan saya pikir itu akan mengakhiri Milei. Ini kesalahan fatal,” kata Hanke.
“Mereka tidak akan pernah bisa keluar dari situasi ini dengan bermain-main dengan rekayasa keuangan ini, berusaha keras dan mencoba menerapkan program Dana Moneter Internasional (IMF) yang benar-benar standar. Program-program ini tidak berhasil dan mereka mempunyai sejarah tidak berhasil,” tambahnya.
Kuba
Kuba, negara berpenduduk 11 juta jiwa in, jugai mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Soviet pada tahun 1990-an. Ini akibat pandemi Covid-19, pengetatan sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, dan kelemahan struktural dalam perekonomian.
Warga dilaporkan sulit membeli makanan. Di sisi lain, warga Kuba mengalami kemalangan karena kenaikan harga bahan bakar sebesar 500% dan tarif listrik 25% sejak Maret ini.
Perlu diketahui, harga satu liter bensin reguler naik dari 25 peso atau sekitar Rp7.000 menjadi 132 peso atau sekitar Rp37.000. Sedangkan harga bensin premium melonjak dari 30 peso atau Rp8.300 menjadi 156 peso atau Rp43.600 per liter.
Saat ini kemalangan warga makin menjadi-jadi. Hal itu setelah pemadaman listrik panjang yang menyebabkan sebagian wilayah pulau itu tidak mendapat aliran listrik hingga 14 jam sehari.
Platform media sosial dipenuhi dengan gambar-gambar protes di Santiago de Cuba, sebuah kota berpenduduk 510.000 jiwa yang terletak di sebelah Timur negara pulau itu. Ada juga gambar protes di kota besar lainnya, Bayamo.
“Orang-orang meneriakkan ‘makanan dan listrik’,” kata seorang warga berusia 65 tahun, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Gelombang pemadaman listrik ini terjadi karena pekerjaan pemeliharaan pembangkit listrik termoelektrik Antonio Guiteras. Pembangkit ini adalah yang terbesar di pulau itu.
Tenaga listrik di Kuba berasal dari delapan pembangkit listrik termoelektrik tua, generator, dan delapan pembangkit listrik terapung yang disewa dari Turki. Ini diperparah dengan kurangnya bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik. 
“Beberapa orang telah menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap situasi listrik dan distribusi makanan,” kata Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel di X, memperingatkan bahwa “musuh-musuh Revolusi” bertujuan untuk mengeksploitasi situasi ini.
“Ada teroris yang berbasis di AS yang telah kami kecam dalam beberapa kesempatan, yang mendorong tindakan yang bertentangan dengan tatanan internal negara tersebut,” jelasnya menuding Washington, dikutip AFP.
Menurut perkiraan resmi, perekonomian Kuba menyusut dua persen pada tahun 2023, sementara inflasi mencapai 30%. Pakar independen mengatakan hal ini mungkin merupakan perkiraan yang terlalu rendah.
Terdapat kekurangan bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya yang kronis. Pemerintah mensubsidi hampir semua barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Kuba.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Potret Krisis BBM di Argentina-Inflasi ‘Meledak’!

(sef/sef)

Tokoh

Partai

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi