Mojokerto (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem pembinaan yang transparan dan berkeadilan. Salah satunya melalui Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) yang digelar bersama keluarga warga binaan dan Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Mojokerto.
Sidang yang digelar di Aula Utama Lapas Kelas IIB Mojokerto ini menjadi bagian penting dalam penilaian kelayakan program integrasi seperti Cuti Bersyarat (CB) dan Pembebasan Bersyarat (PB). Dalam pelaksanaan kali ini, 16 warga binaan diusulkan, terdiri dari tujuh orang warga binaan untuk CB dan sembilan orang warga binaan untuk PB.
Kegiatan dipimpin oleh Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik (Kasi Binadik) Lapas Kelas IIB Mojokerto selaku Ketua TPP dan dihadiri jajaran pejabat struktural. Hadir pula Pembimbing Kemasyarakatan dari Bapas Mojokerto yang memberikan pertimbangan sosial terhadap warga binaan berdasarkan hasil asesmen dan penelitian kemasyarakatan.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan menegaskan bahwa, dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam keberhasilan pembinaan narapidana. Keterlibatan keluarga dalam sidang menjadi perhatian khusus dalam kegiatan tersebut.
“Kami ingin setiap proses berjalan secara transparan dan partisipatif. Dengan melibatkan keluarga, diharapkan muncul dukungan moral yang kuat sehingga warga binaan lebih siap menjalani kehidupan baru ketika bebas nanti,” ungkapnya, Kamis (23/10/2025).
Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa proses pembinaan dan reintegrasi berjalan secara terbuka serta mendapat dukungan penuh dari keluarga. Lebih lanjut, Rudi menambahkan bahwa sidang TPP tidak hanya berfokus pada administrasi, tetapi juga menjadi forum evaluasi perilaku dan perubahan sikap warga binaan selama masa pidana.
Para peserta yang diusulkan telah melewati proses pembinaan kepribadian, kemandirian, serta penilaian kedisiplinan oleh petugas. Melalui kegiatan ini, Lapas Kslas IIB Mojokerto ingin memastikan bahwa setiap warga binaan yang mendapat kesempatan program integrasi benar-benar siap secara mental, sosial, dan spiritual untuk kembali ke tengah masyarakat.
Sidang TPP bersama keluarga ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan di Lapas Kelas IIB Mojokerto tak sekadar menegakkan aturan, tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan dan harapan baru bagi warga binaan untuk memperbaiki diri dan memulai kehidupan yang lebih baik. [tin/suf]
