WNA Cina Tewas di Pink Beach Labuan Bajo, Abaikan Larangan Snorkeling

11 February 2024, 12:18

TEMPO.CO, Jakarta – Seorang wisatawan asal Cina meninggal karena kelelahan setelah melakukan penyelaman di permukaan atau snorkeling di Pink Beach Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).”Kami sudah lidik, sudak periksa dari kapal dan guide (pemandu wisata) lalu kami antar korban ke rumah sakit, sekarang tunggu perkembangan dari keluarga korban,” Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud) Polres Manggarai Barat Ajun Komisaris I Wayan Merta dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu, 10 Februari 2024.Korban bernama Zhang Yanyang, 41 tahun, yang berwisata bersama orang tuanya di Labuan Bajo pada Jumat, 9 Februari 2024.Merta menuturkan kejadian ini berawal saat korban bersama 24 tamu lainnya setelah berwisata di Pulau Padar Kawasan Taman Nasional Komodo berkunjung ke Pink Beach menggunakan Speedboat East Cruise Komodo.Saat tiba di Pink Beach, para wisatawan diminta hanya menikmati destinasi wisata selama satu jam dan tidak diperkenankan untuk snorkeling.Namun, setelah lebih dari sejam, pemandu wisata tidak menemukan korban saat semua tamu dikumpulkan. Korban lalu dicari dan ditemukan dalam dalam keadaan terbaring dan pingsan di pinggir pantai.”Mereka sudah diberitahu oleh guide kalau di Pink Beach tidak ada yang berenang dan kapal stand by di tepi pantai. Dia (korban) snorkeling tidak diketahui oleh guide, dugaan meninggal karena kelelahan dan dia diketahui tidak tahu berenang. Dia pakai baju saja berenang, tidak pakai life jacket,” ucap dia.Iklan

Selanjutnya, guide dan beberapa kru speedboat mengevakuasi korban dan memberikan pertolongan pertama. Korban dibawa menuju Labuan Bajo dan dilarikan ke RS Siloam untuk penanganan medis lebih lanjut.”Kami menunggu di dermaga dan dari pihak rumah sakit sampaikan korban telah meninggal,” katanya.Saat ini jenazah korban masih berada RSUD Komodo Labuan Bajo dan orang tua korban masih menunggu keluarga dari Cina untuk pemulangan korban.”Dari mereka mereka tidak mau jenazah sampai ke kampungnya, karena mau kremasi. Karena di sini tidak ada maka akan kremasi di Bali dan kembali ke Tiongkok bawa abunya. Sekarang masih tunggu keluarganya, karena orang tuanya tidak bisa bahasa Inggris,” katanya.Pilihan Editor: Hingga Sore Ini Massa Pendukung Anies-Cak Imin Masih Membeludak di Stasiun Ancol, Banyak yang Pingsan

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi