WHO Sebut 9 Varian Covid-19 Dominasi Kasus di Dunia, Ini Datanya

18 December 2023, 0:49

ORGANISASI Kesehatan Dunia () melaporkan terdapat empat Variants Of Interest (VOI) dan lima Variants Under Monitoring (VUM) sebagai varian yang kini mendominasi kasus di dunia. Covid-19penyebab SARS-CoV-2 WHO

Informasi tersebut disampaikan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Minggu (17/12).

“Akan baik kalau kita juga mendapatkan informasi berapa persen varian atau subvarian yang kini beredar di negara kita, beserta perkembangannya dari waktu ke waktu,” katanya.

Baca juga : Hadapi Covid-19, Masjid di Malaysia Serukan Penggunaan Masker

Dalam laporan terbaru WHO COVID-19 Epidemiological Update yang terbit pada 24 November 2023, kata Tjandra, disebutkan bahwa WHO saat ini memonitor berbagai varian yang kini banyak ditemui.

Varian itu terdiri atas empat VOI yaitu XBB.1.5, XBB.1.16, EG.5 dan BA.2.86, serta lima VUM yaitu DV.7, XBB, XBB.1.9.1, XBB.1.9.2 dan XBB.2.3.

Baca juga : 22 Provinsi Laporkan Peningkatan Kasus Covid-19, Terbanyak di DKI

Melansir laman resmi WHO, VOI adalah varian COVID-19 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat memengaruhi karakteristik virus. Beberapa pengaruhnya, seperti tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, dan kemampuan menghindari diagnostik.

WHO mengatakan VOI juga menjadi penyebab penularan COVID-19 antarkomunitas atau menjadi penyebab munculnya klaster COVID-19.

Sedangkan VUM adalah varian yang menyebarkan penyebaran yang luas dan berpotensi menyebabkan angka kasus COVID-19 di beberapa negara semakin meningkat.

Tjandra yang juga pakar Pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan Pemerintah Singapura secara rinci menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen kasus di wilayah setempat disebabkan oleh virus COVID-19 jenis JN.1 yang merupakan bagian dari varian BA.2.86.

“Singapura menyatakan bahwa sampai akhir November 2023 lebih dari 70 persen kasus COVID-19-nya disebabkan varian EG.5 dengan sub-lineage HK.3,” katanya.

Singapura kembali mengalami peningkatan kasus COVID-19 hingga 75 persen, yaitu 56.043 kasus pada 3 sampai 9 Desember 2023 dibandingkan 32.035 kasus di pekan sebelumnya.

“Varian BA.2.86 kini sudah ada di 46 negara dan gambaran klinik praktis tidak berbeda dengan varian yang sebelum ini sudah beredar,” katanya.

Sementara itu, varian yang kini tercatat paling banyak beredar adalah EG.5 yang dilaporkan dari 89 negara di dunia dan merupakan 51,6 persen dari sekuen genom yang dikirimkan ke GISAID, kata Tjandra. (Semut/Z-4)

ORGANISASI Kesehatan Dunia () melaporkan terdapat empat Variants Of Interest (VOI) dan lima Variants Under Monitoring (VUM) sebagai varian yang kini mendominasi kasus di dunia. Covid-19penyebab SARS-CoV-2 WHO

Informasi tersebut disampaikan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Minggu (17/12).

“Akan baik kalau kita juga mendapatkan informasi berapa persen varian atau subvarian yang kini beredar di negara kita, beserta perkembangannya dari waktu ke waktu,” katanya.

Baca juga : Hadapi Covid-19, Masjid di Malaysia Serukan Penggunaan Masker

Dalam laporan terbaru WHO COVID-19 Epidemiological Update yang terbit pada 24 November 2023, kata Tjandra, disebutkan bahwa WHO saat ini memonitor berbagai varian yang kini banyak ditemui.

Varian itu terdiri atas empat VOI yaitu XBB.1.5, XBB.1.16, EG.5 dan BA.2.86, serta lima VUM yaitu DV.7, XBB, XBB.1.9.1, XBB.1.9.2 dan XBB.2.3.

Baca juga : 22 Provinsi Laporkan Peningkatan Kasus Covid-19, Terbanyak di DKI

Melansir laman resmi WHO, VOI adalah varian COVID-19 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat memengaruhi karakteristik virus. Beberapa pengaruhnya, seperti tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, dan kemampuan menghindari diagnostik.

WHO mengatakan VOI juga menjadi penyebab penularan COVID-19 antarkomunitas atau menjadi penyebab munculnya klaster COVID-19.

Sedangkan VUM adalah varian yang menyebarkan penyebaran yang luas dan berpotensi menyebabkan angka kasus COVID-19 di beberapa negara semakin meningkat.

Tjandra yang juga pakar Pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan Pemerintah Singapura secara rinci menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen kasus di wilayah setempat disebabkan oleh virus COVID-19 jenis JN.1 yang merupakan bagian dari varian BA.2.86.

“Singapura menyatakan bahwa sampai akhir November 2023 lebih dari 70 persen kasus COVID-19-nya disebabkan varian EG.5 dengan sub-lineage HK.3,” katanya.

Singapura kembali mengalami peningkatan kasus COVID-19 hingga 75 persen, yaitu 56.043 kasus pada 3 sampai 9 Desember 2023 dibandingkan 32.035 kasus di pekan sebelumnya.

“Varian BA.2.86 kini sudah ada di 46 negara dan gambaran klinik praktis tidak berbeda dengan varian yang sebelum ini sudah beredar,” katanya.

Sementara itu, varian yang kini tercatat paling banyak beredar adalah EG.5 yang dilaporkan dari 89 negara di dunia dan merupakan 51,6 persen dari sekuen genom yang dikirimkan ke GISAID, kata Tjandra. (Semut/Z-4)

 

Partai

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi