Waspada Peningkatan Kasus Covid-19 di Momen Liburan Natal dan Tahun Baru

27 December 2023, 23:06

ADANYA peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini perlu diwaspadai. Pasalnya, menjelang akhir tahun dan pada periode liburan Natal dan Tahun Baru, aktivis dan mobilitas warga terus meningkat.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan yang terjadi saat ini adalah tren peningkatan kasus Covid-19. Sejak Oktober lalu, jumlah kasus perminggu kurang lebih hanya 80-an kasus. Kemudian meningkat di November menjadi 100-150 kasus dan di Desember sudah mencapai lebih dari 300 kasus per minggu.

“Memang ada tendensi peningkatan tapi kita tidak perlu panik cukup waspada supaya jangan melonjak, karena Covid ini menular lewat interaksi manusia yang terlalu dekat,” ujarnya dalam acara HotRoom di Metro TV, Rabu (27/12).

Baca juga : WHO: Jumlah Kasus Covid-19 Naik 52% Secara Global

Dijelaskannya, tidak ada varian baru yang ditemukan saat ini. Yang ada hanyalah subvarian dari varian yang ada sebelumnya, seperti Omnicron.

Meski demikian, lanjut Erlina, masyarakat tidak perlu panik atau takut. Langkah waspada terutama pada kelompok rentan perlu diperhatikan bersama.

Baca juga : 4 Hal Ini Disinyalir Jadi Penyebab Meningkatnya Kasus Covid-19

Kepala Biro dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membenarkan adanya tren peningkatan kasus tersebut. Akan tetapi, menurutnya, saat ini masih pada level aman.

“Masih level aman, tingkat kematian prr minggu itu 0-3 kasus dengan tingkat keterisian RS itu 0,06%,” jelasnya.

Sebagai langkah antisipasi, sejak 8 Desember pemerintah sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) bagi para tenaga kesehatan dan pelaku perjalanan luar negeri. SE tersebut lebih berisi imbauan terkait peningkatan kasus Covid-19 sehingga bisa lebih waspada.

“SE tersebut lebih pada imbauan saja, tidak ada kewajiban. Memang ada peningkatan tapi tidak menjadi kekhawatiran yang bisa menyebabkan kepanikan,” tambahnya.

Untuk saat ini, pemerintah masih menyediakan vaksin gratis bagi masyarakat hingga 31 Desember nanti. Menurut Nadia, bagi masyarakat yang vaksin booster terakhir dilakukan pada 6 bulan atau setahun yang lalu bisa kembali menerima vaksin kelima.

Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Kerjasama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Koesmedi Priharto menambahkan, saat ini hampir di semua RS di DKI Jakarta menyediakan vaksin secara gratis. Vaksin tersebut merupakan buatan anak bangsa yakni Indovac dan Inavac.

Selanjutnya, pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menegaskan bahwa langkah waspada tidak hanya untuk masyarakat saja. Penyelenggara kesehatan seperti pemerintah maupun swasta pun harus lebih siap mengantisipasi situasi ke depan.

“Saya kira waspada itu tidak hanya buat rakyat tapi juga penyelenggara kesehatan. Kita tahu saat kita mengalami krisis kesehatan banyak ketidakberesan. Obat mahal, kurang kasur dan lainnya. Saya kira ini saat nya untuk kita evaluasi diri apakah penyelenggara kesehatan kita sudah memperbaiki ini semua?,” kata dia.

Achmad mengatakan, Covid-19 memang tidak perlu dikhawatirkan tetapi juga tidak boleh disepelekan. Lantas pemerintah harus mengimbau masyarakat dengan narasi-narasi positif.

Achmad juga khawatir bila peningkatan kasus ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Menurutnya hal itu akan sangat berbahaya bila berkaca pada pengalaman sebelumnya.

“Kalau ini ditumpangi tidak hanya karantina wilayah nanti juga anggaran melonjak, bisa diketok tanpa persetujuan legislatif dan ini berbahaya kalau mengulangi kayak yang lalu meskipun kita harus mengatakan yang punya narasi menakutkan itu adalah pemerintah,” ucapnya.

Sementara itu, Juru bicara Tim nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) Bestari Barus meminta pemerintah untuk lebih terbuka. Meskipun kondisi saat ini tidak berbahaya, masyarakatnya perlu mengetahui perkembangan dan langkah-langkah antisipasi. Apalagi, saat ini memasuki masa liburan akhir tahun dan juga menjelang pemilu dan sedang dalam masa kampanye.

“Pemerintah harus memberi jaminan kepada masyarakat, anak bangsa ini dengan tegas bahwa ini hanya lah endemi. Harus ada percepatan dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat,” kata dia. (Z-5)

ADANYA peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini perlu diwaspadai. Pasalnya, menjelang akhir tahun dan pada periode liburan Natal dan Tahun Baru, aktivis dan mobilitas warga terus meningkat.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan yang terjadi saat ini adalah tren peningkatan kasus Covid-19. Sejak Oktober lalu, jumlah kasus perminggu kurang lebih hanya 80-an kasus. Kemudian meningkat di November menjadi 100-150 kasus dan di Desember sudah mencapai lebih dari 300 kasus per minggu.

“Memang ada tendensi peningkatan tapi kita tidak perlu panik cukup waspada supaya jangan melonjak, karena Covid ini menular lewat interaksi manusia yang terlalu dekat,” ujarnya dalam acara HotRoom di Metro TV, Rabu (27/12).

Baca juga : WHO: Jumlah Kasus Covid-19 Naik 52% Secara Global

Dijelaskannya, tidak ada varian baru yang ditemukan saat ini. Yang ada hanyalah subvarian dari varian yang ada sebelumnya, seperti Omnicron.

Meski demikian, lanjut Erlina, masyarakat tidak perlu panik atau takut. Langkah waspada terutama pada kelompok rentan perlu diperhatikan bersama.

Baca juga : 4 Hal Ini Disinyalir Jadi Penyebab Meningkatnya Kasus Covid-19

Kepala Biro dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membenarkan adanya tren peningkatan kasus tersebut. Akan tetapi, menurutnya, saat ini masih pada level aman.

“Masih level aman, tingkat kematian prr minggu itu 0-3 kasus dengan tingkat keterisian RS itu 0,06%,” jelasnya.

Sebagai langkah antisipasi, sejak 8 Desember pemerintah sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) bagi para tenaga kesehatan dan pelaku perjalanan luar negeri. SE tersebut lebih berisi imbauan terkait peningkatan kasus Covid-19 sehingga bisa lebih waspada.

“SE tersebut lebih pada imbauan saja, tidak ada kewajiban. Memang ada peningkatan tapi tidak menjadi kekhawatiran yang bisa menyebabkan kepanikan,” tambahnya.

Untuk saat ini, pemerintah masih menyediakan vaksin gratis bagi masyarakat hingga 31 Desember nanti. Menurut Nadia, bagi masyarakat yang vaksin booster terakhir dilakukan pada 6 bulan atau setahun yang lalu bisa kembali menerima vaksin kelima.

Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Kerjasama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Koesmedi Priharto menambahkan, saat ini hampir di semua RS di DKI Jakarta menyediakan vaksin secara gratis. Vaksin tersebut merupakan buatan anak bangsa yakni Indovac dan Inavac.

Selanjutnya, pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menegaskan bahwa langkah waspada tidak hanya untuk masyarakat saja. Penyelenggara kesehatan seperti pemerintah maupun swasta pun harus lebih siap mengantisipasi situasi ke depan.

“Saya kira waspada itu tidak hanya buat rakyat tapi juga penyelenggara kesehatan. Kita tahu saat kita mengalami krisis kesehatan banyak ketidakberesan. Obat mahal, kurang kasur dan lainnya. Saya kira ini saat nya untuk kita evaluasi diri apakah penyelenggara kesehatan kita sudah memperbaiki ini semua?,” kata dia.

Achmad mengatakan, Covid-19 memang tidak perlu dikhawatirkan tetapi juga tidak boleh disepelekan. Lantas pemerintah harus mengimbau masyarakat dengan narasi-narasi positif.

Achmad juga khawatir bila peningkatan kasus ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Menurutnya hal itu akan sangat berbahaya bila berkaca pada pengalaman sebelumnya.

“Kalau ini ditumpangi tidak hanya karantina wilayah nanti juga anggaran melonjak, bisa diketok tanpa persetujuan legislatif dan ini berbahaya kalau mengulangi kayak yang lalu meskipun kita harus mengatakan yang punya narasi menakutkan itu adalah pemerintah,” ucapnya.

Sementara itu, Juru bicara Tim nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) Bestari Barus meminta pemerintah untuk lebih terbuka. Meskipun kondisi saat ini tidak berbahaya, masyarakatnya perlu mengetahui perkembangan dan langkah-langkah antisipasi. Apalagi, saat ini memasuki masa liburan akhir tahun dan juga menjelang pemilu dan sedang dalam masa kampanye.

“Pemerintah harus memberi jaminan kepada masyarakat, anak bangsa ini dengan tegas bahwa ini hanya lah endemi. Harus ada percepatan dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat,” kata dia. (Z-5)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi