Waspada Panasnya Minyak Dunia, Harga BBM RI Bisa Kena Dampak!

29 September 2023, 20:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dalam beberapa minggu terakhir terus memanas. Hal ini tentunya bisa memicu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri, khususnya BBM non subsidi.
Mengutip Revinitif, harga minyak mentah WTI pada perdagangan Jumat (29/8/2023) dibuka menguat 0,05% di posisi US$91,76 per barel, sementara minyak mentah brent dibuka terkoreksi 0,33% ke posisi US$95,07 per barel.
Menanggapi tingginya harga minyak mentah dunia itu, Direktur Eksekutif Reforminer Insitute, Komaidi Notonegoro menyampaikan bahwa, harga minyak dunia adalah komponen terbesar dalam pembentukan harga BBM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Komaidi komponen harga di harga minyak sekitar 55-60% bergantung pada kualitas minyak atau jenis bensin atau solar bedanya jenis dan kualitas ada yang ringan dan berat. Sementara 40% komponen distribusi dari biaya pengiriman, pengolahan di kilang sampai margin semua rantai bisnis, termasuk pajak-pajak baik PPN atau Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
“Artinya kalau 40% tetap ketika harga minyak naik yang 60%-nya naik ada kenaikan (di harga), ini akan menjadi bobot, karena lebih dari 50% otomatis naik , kalau ditahan agak berat kecuali yang naik hanya pajak mungkin pajak porsinya ga terlalu besar mungkin bisa ditahan, tapi ketika yang naik porsinya 55-60% ketika bergerak naik daya ungkitnya besar jadi mau nggak mau disesuaikan,” jelas Komaidi, Jumat (29/9/2023).
Menurut Komaidi kenyataan tentang krusialnya harga minyak dunia terhadap harga BBM non subsidi harus terus diinformasikan ke masyarakat. Sehingga bisa meminimalisir potensi gejolak yang timbul saat ada kenaikan harga BBM ketika harga minyak dunia juga naik.
“Pemerintah perlu sampaikan proporsional ke publik sama-sama memberi edukasi ke publik bahwa sesuatu yang naik turun itu wajar karena bahan bakunya naik turun tapi ketika nanti turun ya harus responsif turunkan sehingga konsumen menjadi terbiasa dan merasa diperlakukan secara adil,” jelas Komaidi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya juga mengungkapkan kengeriannya atas harga minyak mentah dunia yang tinggi ini. “Sekarang harga minyak mentah sekarang berapa nih? US$ 92. Ngeri,” ungkap Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (14/9/2023).
Tak bisa dipungkiri lonjakan harga minyak bisa mempengaruhi harga BBM non subsidi di dalam negeri. Terlebih, Indonesia merupakan negara net importir minyak mentah dunia.
Maka, Arifin pun mengimbau agar masyarakat juga efisien dalam menggunakan BBM, salah satunya yaitu menggunakan kendaraan pribadi hanya untuk kegiatan penting. “Memang harus ada pemikiran sesuatu, supaya masyarakat juga kalau pakai kendaraannya harus yang ini-ini aja lah, yang betul-betul urgent,” tambahnya.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah tidak nyaman bila harga minyak sangat tinggi, apalagi kalau sampai di atas US$ 100 per barel.
Dia beralasan, ini tak lain karena Indonesia merupakan net importir minyak. “Sebetulnya kita itu nggak terlalu nyaman ya, dengan sangat tinggi (harga minyak global), sampai di atas US$ 100 itu nggak terlalu nyaman memang. Itu betul memang bisa tinggi,” tuturnya saat ditemui di sela Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Kamis (07/09/2023).
Dia menjelaskan, Indonesia mengimpor BBM sekitar 35% dari kebutuhan harian 1,3-1,4 juta barel. Belum lagi impor minyak mentah. “Kan kita itu produksi dari kilang kita, yang dihasilkan dari crude oil, gabungan dari dalam negeri dan impor itu hanya 52% lah, nambah 35% dari import fuel,” lanjutnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Turun! Ini Daftar Terbaru Harga BBM Pertamina 19 Juni 2023

(pgr/pgr)

Partai

Institusi

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi