JAKARTA – Para peretas sering menggunakan aplikasi pesan instan terkenal seperti Telegram untuk mendapatkan informasi pribadi dan rekening bank dari para pengguna.
Meskipun Telegram memiliki sistem yang aman, namun jika Anda tidak berhati-hati terhadap keaslian sumber dari pesan penipuan itu berasal, Anda mungkin bisa saja menjadi salah satu korbannya.
Untuk itu, NordVPN membagikan 10 penipuan Telegram yang sering terjadi dan wajib Anda ketahui.
Penipuan bantuan teknis
Para penipu yang menjalankan modus penipuan bantuan teknis ini akan menyamar sebagai anggota staf bantuan teknis Telegram. Mereka menghubungi korban dan mengatakan ada yang salah dengan akun korban dan mereka mengatakan harus dapat mengakses perangkat Anda dari jauh untuk memperbaiki masalah, namun semua itu hanya penipuan.
Penipuan phishing
Penipuan phishing digunakan oleh para penjahat Telegram untuk membuat orang mengklik tautan berbahaya. Banyak tautan phising yang membawa orang ke situs web palsu. Para penipu menggunakan bot berbahaya yang menghubungi target mereka dan menipu korban untuk memberikan informasi pribadi seperti login rekening bank mereka.
Penipuan investasi
Beberapa penipu di Telegram melakukan penipuan bisnis yang mengatakan bahwa mereka dapat menghasilkan banyak uang tanpa bekerja sama sekali. Penipu biasanya mengincar orang-orang yang ingin berinvestasi di real estat atau mata uang kripto.
Survei palsu
Beberapa penipu Telegram membuat survei palsu untuk membuat orang tertipu dengan embel-embel hadiah. Orang-orang yang mengisi survei palsu akan diminta untuk memasukkan alamat email atau nama pengguna Telegram mereka. Kemudian, penipu menggunakan tautan phishing untuk menargetkan orang-orang tersebut.
Lowongan pekerjaan palsu
Penipu memposting iklan lowongan kerja palsu di Telegram. Mayoritas lowongan kerja palsu menjanjikan gaji tinggi dan fasilitas menarik. Jika seseorang bereaksi terhadap iklan tersebut, penipu akan menggunakan pertanyaan wawancara palsu untuk mendapatkan informasi pribadi dari mereka atau meminta mereka membayar sejumlah uang.
Tautan atau lampiran berbahaya
Para penipu banyak menggunakan lampiran dan tautan berbahaya yang berisi malware. Malware masuk ke perangkat korban segera setelah mereka mengklik tautan, dan melakukan pemerasan hingga pencurian data pribadi atau uang korban.
Penipuan hadiah atau undian
Beberapa penipu di Telegram berpura-pura menjadi merek besar atau selebriti dan menjanjikan hadiah. Para penipu akan mengatakan bahwa mereka membutuhkan alamat email atau informasi pribadi korbannya untuk mendaftarkan mereka. Namun, yang terjadi adalah para penipu kabur dengan informasi pribadi korban.
Penipuan bot Telegram
Salah satu hal terbaik dari Telegram adalah bahwa Telegram memungkinkan orang untuk membuat bot. Namun, para penipu memanfaatkan bot ini untuk membuat orang memberikan informasi pribadi mereka. Bot sering digunakan dalam penipuan Telegram seperti penipuan admin palsu, penipuan phishing, dan penipuan asmara.
Penipuan copycat
Dalam penipuan “copycat”, penipu membuat akun palsu dan berpura-pura sebagai perusahaan atau individu yang sah. Setelah korban bergabung dengan grup Telegram peniru, pengguna dan admin palsu akan menghubungi korban tentang hadiah atau hadiah palsu. Para penipu kemudian mencoba mendapatkan informasi pribadi korban dengan tujuan melakukan pencurian identitas.