Warga Binaan Lapas Banyuwangi Jadi Pengrajin Tempe, Produksi Capai 20 Kg per Hari

Warga Binaan Lapas Banyuwangi Jadi Pengrajin Tempe, Produksi Capai 20 Kg per Hari

Banyuwangi (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi terus berkomitmen memberdayakan warga binaan melalui berbagai program pembinaan. Salah satu inovasi terbaru yang dijalankan adalah program keterampilan pembuatan tempe.

Program ini menggandeng praktisi sekaligus pengusaha tempe berpengalaman di Banyuwangi untuk memberikan pelatihan langsung kepada warga binaan.

Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menyebut kolaborasi ini bertujuan agar warga binaan memahami proses produksi tempe secara menyeluruh — mulai dari pemilihan bahan baku hingga teknik fermentasi yang tepat.

“Kami menggandeng praktisi berpengalaman agar warga binaan mampu memahami setiap tahapan pembuatannya dan menghasilkan produk berkualitas,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).

Wayan menjelaskan, pada tahap awal program ini, warga binaan sudah mampu memproduksi rata-rata 20 kilogram tempe setiap hari. Capaian ini menjadi bukti nyata semangat dan potensi produktif yang dimiliki warga binaan.

Saat ini, hasil produksi tempe masih dimanfaatkan untuk kebutuhan internal sebagai bahan baku utama program pembinaan produksi gorengan — salah satu kegiatan unggulan di Lapas Banyuwangi.

“Seluruh hasil produksi tempe digunakan untuk program pembinaan produksi gorengan. Jadi mulai dari bahan baku hingga menjadi makanan siap saji, semuanya diproduksi sendiri oleh warga binaan,” ungkap Wayan.

Menurutnya, kehadiran program pembuatan tempe ini memperkaya ragam kegiatan pembinaan di Lapas Banyuwangi, melengkapi program yang sudah berjalan seperti membatik, konveksi, dan kerajinan tangan.

Wayan menegaskan, pembinaan ini akan dikembangkan secara bertahap dengan menargetkan skala produksi yang lebih besar. “Target jangka panjangnya, produksi tempe dapat memenuhi pasokan bahan makanan untuk diolah menjadi konsumsi bagi warga binaan,” terangnya.

Langkah strategis ini sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, khususnya poin ketiga mengenai penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM. “Program pemberdayaan seperti ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi warga binaan agar bisa berwirausaha dan kembali menyatu dengan masyarakat setelah bebas nanti,” pungkas Wayan. [kun]