Wantimpres Gandeng Komunitas Pelestari Budaya & UNESCO Bahas Warisan Kebaya

1 December 2022, 23:22

Merdeka.com – Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggelar diskusi dengan sejumlah stakeholder serta perwakilan dari UNESCO. Diskusi terkait pakaian kebaya yang akan didaftarkan oleh empat negara ke UNESCO sebagai warisan tak benda.
Kegiatan ini kolaborasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kemendikbud, Kemenko PMK serta Komunitas Pelestari Kebaya yang tergabung dalam Timnas Hari Kebaya Nasional. Kegiatan ini berkolaborasi dengan PANDI dan di selenggarakan di Kantor DNet ISP, Jakarta Timur (29/11).

Anggota Wantimpres Putri Kuswisnu Wardani mengatakan bahwa pada dasarnya semuanya ingin warisan kebudayaan kebaya lestari, asalkan semua bisa duduk bersama dan mencari jalan keluar.
“Idealnya tentu kita maunya single nomination, akan tetapi semua pilihan itu tentunya kita dampingi,” kata Putri dalam keterangannya, Kamis (1/12).

Kebetulan, kata Putri, Malaysia yang sudah berinisiatif dan berembuk ke Negara Thailand, Singapura dan Brunei Darussalam.
“Kita enggak akan pernah tahu kalau kita enggak masuk ke dalam itu. Maka dari itu join nomination juga perlu dipertimbangkan. Kalaupun masih belum mengerucut, masih ada waktu hingga 2023 untuk memutuskan,” bebernya.
Dikatakan Putri, pertemuan antar komunitas pelestari kebaya ini bukan kali pertama, dan merupakan tindak lanjut dari beberapa diskusi yang telah dilakukan silam.
“Apa yang diinginkan oleh Indonesia? Dan strateginya seperti apa? apakah kita mau ikut mendaftarkan (joint nomination)? apakah kita melakukan sendiri (single nomination)? semua kesempatan harus dipelajari seperti apa. Makanya kita mengundang pakar-pakar dari Kementerian yang terkait, makanya kita kumpulkan mereka untuk meminta pendapatnya. Ini (diskusi) bagian dari proses,” ungkap Putri.

Senada dengan Putri, Ketua Timnas Hari Kebaya Nasional, Lana T Koentjoro menjelaskan diskusi kali ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antar komunitas pelestari kebaya. Sehingga mempunyai kesamaan visi misi dan bisa mengambil sikap akhir.
“Kita menanggapi dari berita berita dan dari pihak 4 negara yang sedang dalam berproses untuk mengajukan joint nomination. Tentunya banyak pertanyaan ke kami dari Timnas sendiri. Apa nih tanggapannya? Bagaimana? Kok lama sekali? Kok enggak bikin sesuatu? Jadi teman-teman di komunitas, ayo kita bikin forum untuk kita diskusi. Karena mungkin kita kan perlu satu persepsi dulu untuk menentukan langkah apa yang akan kita ambil, apasih yang terbaik untuk ini. Saat ini adalah bagian daripada proses tersebut,” terangnya.
Sebelumnya, empat negara, yakni Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam berebut mendaftarkan kebaya ke UNESCO. Sebagai warisan budaya tak benda.
Keempat negara itu pada Maret 2023, akan menyerahkan nominasi pakaian kebaya dalam daftar cagar budaya UNESCO, yang notabenenya adalah Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Menurut Badan Warisan Nasional (NHB, kebaya adalah pakaian tradisional perempuan yang populer di Asia Tenggara.

[rhm]

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi