Surabaya (beritajatim.com) – Sulastri, korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), hadir di persidangan untuk memberikan kesaksian atas kebrutalan suaminya, David Variagung, yang kini menjadi terdakwa.
Dalam sidang, Sulastri mengungkap peristiwa tragis yang dialaminya pada 9 November 2024 lalu. Jika tidak ada tetangga yang segera mengamankan suaminya, ia tak tahu bagaimana nasibnya saat itu.
Di hadapan majelis hakim Sih Yuliarti, Sulastri menjelaskan bahwa menjadi Ladies Companion (LC) atau pemandu lagu di tempat hiburan malam bukanlah pilihannya. Keterbatasan pekerjaan membuatnya terpaksa menjalani profesi tersebut. “Saya harus kerja di dunia malam sebagai LC karena suami tidak menafkahi,” ujar Sulastri di persidangan.
Namun, keputusan itu justru memicu petaka. David, pria yang seharusnya menjadi pelindungnya, diliputi api cemburu. “Dia cemburu,” tambahnya.
Peristiwa kelam itu terjadi saat Sulastri pulang ke rumah kos mereka di Sememi Jaya 2, Surabaya, menjelang senja. Ia dibonceng oleh seorang pria bersama anak semata wayangnya.
Melihat itu, David tersulut emosi. Tanpa pikir panjang, pria kelahiran Jombang ini menganiaya Sulastri di dalam kamar kos. Tak puas, David bahkan menyeretnya keluar hingga disaksikan banyak tetangga. “Saya dipukuli, diinjak-injak. Dia bahkan bawa sajam,” kenang Sulastri.
Beruntung, warga segera bertindak dengan merebut senjata tajam dari tangan David sebelum situasi semakin memburuk. Mereka lalu melaporkan kejadian ini ke polisi.
Dalam persidangan online, David tak banyak bicara. Saat hakim bertanya apakah ia membenarkan keterangan istrinya, ia mengangguk dan berkata lirih, “Iya, Yang Mulia, benar, dan saya menyesal.”
David dan Sulastri menikah sejak 2019 dan dikaruniai seorang anak. Namun, kesulitan ekonomi membuat rumah tangga mereka goyah. Alih-alih mencari nafkah, David justru membiarkan istrinya berjuang sendiri hingga akhirnya menjadi LC.
Kini, David harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia didakwa dengan Pasal 44 ayat 1 dan 4 UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Bagi Sulastri, luka fisik mungkin akan sembuh. Namun, luka di hatinya? Itu urusan lain. Kini, ia hanya ingin berjuang dan hidup tenang demi anak semata wayangnya. [kun]
