Wall Street Melemah, Dipengaruhi Jatuhnya Saham Sektor Teknologi

18 March 2024, 6:00

Ilustrasi Wall Street. Foto: ShutterstockIndeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, melemah pada penutupan perdagangan Jumat (15/3). Kondisi ini dipengaruhi oleh melemahnya saham megacaps terkait sektor teknologi yang telah mendorong reli tahun ini.Hal itu membuat investor mempertimbangkan prospek suku bunga menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan.Mengutip Reuters, Senin (18/3), indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup dengan turun 190,89 poin atau 0,49 persen ke 38.714,77. Indeks S&P 500 (SPX) terpantau melemah 33,39 poin atau 0,65 persen menjadi 5.117,09. Sementara indeks Nasdaq Composite (IXIC) turun 155,36 poin atau 0,96 persen menjadi 15.973,17.Indeks teknologi S&P 500 (.SPLRCT) juga turun 1,3 persen di sesi kali ini, memimpin penurunan antarsektor. Microsoft (MSFT.O) turun sebesar 2,1%. Penurunan ini merupakan salah satu hambatan terbesar pada indeks.Sementara Indeks semikonduktor (.SOX), turun 0,5 persen pada hari Jumat dan mencatatkan persentase penurunan mingguan terbesar sejak awal Januari.Saham Adobe (ADBE.O) juga terpantau turun 13,7 persen, sehari setelah memperkirakan adanya pendapatan di kuartal II pada perkiraan analis. Penyebabnya yaitu persaingan dan lemahnya permintaan untuk fotografi, ilustrasi, dan video yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan.”Sepertinya kita berada dalam periode di mana semua orang tahu bahwa suku bunga pada akhirnya akan diturunkan. Perkiraan kapan hal itu akan terjadi terus mendapat sedikit penolakan, namun investor masih yakin hal itu akan terjadi,” kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments.Pada perdagangan Jumat (15/3), menandai berakhirnya kontrak derivatif triwulanan yang terkait dengan saham, opsi indeks, dan kontrak berjangka secara bersamaan, atau dikenal dengan “triple witching,” yang dapat meningkatkan volume.Volume perdagangan pada hari Jumat merupakan yang tertinggi tahun ini di bursa AS, dengan 18,76 miliar saham diperdagangkan. Adapun volume rata-rata untuk satu sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir adalah sekitar 12,4 miliar.Sementara minggu ini dimulai dengan posisi opsi investor yang condong ke arah kontrak call, biasanya dibeli untuk menunjukkan bias bullish.Namun, kegagalan S&P 500 untuk naik dengan cepat mengikis nilai opsi call naik, sehingga memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar. Meskipun reli Wall Street yang didorong oleh AI terhenti, S&P 500 tetap naik 7,3 persen sepanjang tahun ini.Di samping itu, produksi di pabrik-pabrik AS tercatat meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Februari. Namun angka bulan Januari direvisi, sehingga menunjukkan adanya penurunan tajam karena manufaktur yang masih terkendala oleh kenaikan suku bunga.Kini, semua perhatian tertuju pada pertemuan Federal Reserve minggu depan dan menunggu arahan mengenai prospek penurunan suku bunga bank sentral.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi