Wali Kota Pasuruan Tekankan Peran Penting Relawan SIBAT Hadapi Ancaman Banjir

Wali Kota Pasuruan Tekankan Peran Penting Relawan SIBAT Hadapi Ancaman Banjir

Pasuruan (beritajatim.com) – Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menegaskan peran vital relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) dalam menghadapi ancaman banjir yang rawan terjadi di wilayahnya. Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan Orientasi Relawan SIBAT Kota Pasuruan Tahun 2025 yang digelar di Aula Kantor PMI Kota Pasuruan.

Sebanyak 25 relawan dari berbagai kelurahan mengikuti pelatihan yang mencakup materi teori dan simulasi lapangan. Para pemateri berasal dari PMI Kabupaten Malang.

Mas Adi, sapaan akrab Wali Kota sekaligus Ketua PMI Kota Pasuruan, menyebut karakteristik geografis kota yang dikelilingi pantai dan tiga sungai besar membuat banjir menjadi bencana yang kerap mengintai, terutama saat musim hujan.

“Struktur Kota Pasuruan ini dikelilingi oleh pantai dan tiga sungai besar yang sering meluap saat musim penghujan,” ujarnya dalam sambutan.

Menurutnya, kehadiran relawan SIBAT menjadi bagian penting dalam strategi penanggulangan bencana berbasis komunitas. Ia mendorong peserta untuk serius mengikuti pelatihan agar mampu memahami konsep penyelamatan air (Water Rescue) dan pemetaan potensi bencana secara menyeluruh.

“PMI harus hadir di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari solusi persoalan bencana,” tegasnya.

Selain penyampaian materi, peserta juga mengikuti simulasi nyata terkait penanganan darurat seperti banjir, gempa, dan kebakaran. Hal ini bertujuan meningkatkan kecepatan dan ketepatan respons relawan di lapangan.

Mas Adi mengingatkan bahwa potensi bencana terus berkembang, sehingga peningkatan kapasitas relawan tidak boleh berhenti.

“Penguatan kapasitas harus tetap dilakukan karena kebencanaan juga mengalami dinamika,” tambahnya.

Ia menutup sambutannya dengan menekankan bahwa relawan SIBAT bukan sekadar pelengkap, melainkan ujung tombak dalam sistem mitigasi dan penanggulangan bencana di lingkungan masing-masing.

“Kita ingin setiap lingkungan punya ujung tombak yang siap turun tangan saat bencana datang,” tandasnya. [ada/beq]