Mojokerto (Beritajatim.com) – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menekankan pentingnya kerja sama seluruh pihak dalam pengelolaan dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Sosialisasi dan Evaluasi Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Mojokerto.
Nanik mengatakan bahwa sinergi antara Kepala SPPG, ahli gizi, akuntan, relawan, serta mitra atau yayasan sangat dibutuhkan agar program MBG, program prioritas Presiden Prabowo Subianto tersebut dapat berjalan dengan baik, aman, dan berkelanjutan.
“Kalau kalian malah berantem dan tidak bisa bekerja sama, bagaimana program yang sangat luar biasa ini bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya, Selasa (25/11/2025)
Dalam forum tersebut, Nanik menyoroti adanya laporan SPPG yang terpaksa berhenti beroperasi akibat perselisihan antara mitra dan pengelola.
Seperti yang terjadi di salah satu SPPG di Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, perbedaan pendapat membuat ahli gizi dan akuntan memilih mundur, disusul kepala SPPG yang jarang hadir.
“Kami baru mulai 20 Oktober, tapi baru 5 hari jalan, harus berhenti,” ujar Mitra SPPG Desa Japan, Kecamatan Sooko, Syaikhu.
Menurut Nanik, tanpa kehadiran dan kerja sama semua unsur, pengelolaan SPPG akan terhambat, termasuk proses pengajuan proposal, pencairan anggaran, hingga pemenuhan berbagai persyaratan administratif dan teknis.
Nanik juga menyoroti masih rendahnya kepemilikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) di dapur MBG wilayah Mojokerto.
Padahal, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota Mojokerto disebut telah proaktif membantu pengurusan perizinan dan pelatihan yang dibutuhkan. Di Kabupaten Mojokerto, dari 52 SPPG yang beroperasi, baru 8 SPPG yang memiliki SLHS. Sementara di Kota Mojokerto, dari 7 SPPG, baru 3 yang mengantongi sertifikat tersebut.
“Sekarang yang penting kalian daftar dulu, saya beri waktu 30 hari. Kalau dalam 30 hari belum juga mendaftar, SPPG akan kami tutup,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Nanik berpesan agar para pengelola dapur MBG tidak saling merasa lebih hebat atau mendominasi satu sama lain. Ia mengingatkan pentingnya sikap saling menghargai demi kelancaran program nasional tersebut.
“Kalian bisa mencontoh Pak Prabowo. Beliau saja bisa merangkul semua lawan politiknya. Masak di sini cuma tetangga kampung saja sampai musuhan begitu,” katanya. [tin/ted]
