Jakarta –
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengajak masyarakat, khususnya orang tua untuk memberikan pola pengasuhan dengan mengedepankan kepentingan yang terbaik untuk anak.
Hal tersebut menyusul kasus anak berusia 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya di kawasan Jakarta Selatan. Menurutnya, penting membangun komunikasi yang hangat agar anak dan orang tua bisa saling bercerita.
“Menghindari emosi terpendam yang dapat memicu ledakan konflik dalam keluarga. Sebagai orang tua yang memiliki anak usia remaja, para orang tua diharapkan dapat memantau dengan baik dari sisi pergaulan maupun kepribadiannya,” ungkapnya pada keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (93/12/2024).
Ia juga memastikan anak yang berkonflik dengan hukum tersebut akan mendapatkan pendampingan yang menyeluruh, mencakup aspek hukum, psikologis, serta hak anak terpenuhi.
“Kami menyampaikan rasa prihatin kami. Sudah menjadi mandat dan tugas kami (Kemen PPPA) untuk memastikan anak terpenuhi dan terlindungi haknya, apalagi anak sedang dalam situasi yang tidak baik-baik saja, yakni berkonflik dengan hukum,” tuturnya.
“Kehadiran kami di sini untuk memberikan penguatan kepada anak agar bisa melalui proses ini dengan baik,” sambungnya lagi.
Sejak awal KemenPPPA melalui tim layanan SAPA, telah melakukan pendampingan kepada anak tersebut, mulai dari proses hukum hingga pendampingan psikologis.
“Pendampingan dilakukan dengan mendampingi anak dalam proses memberikan keterangan dalam BAP, memberikan penguatan kepada anak agar bisa lebih stabil secara emosional, dan mengikuti proses hukum dari awal hingga sidang nanti dengan baik,” imbuhnya.
Saat ini kasus tersebut masih diproses oleh Polres Metro Jakarta Selatan. Polisi juga telah menetapkan anak tersebut sebagai tersangka. Untuk motifnya sampai saat masih masih didalami.
(suc/kna)