Jakarta –
Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang bayi meninggal dunia disebut setelah menangis selama dua jam. Hal ini terjadi setelah orang tuanya menjalani metode sleep training.
Dari tangkapan layar dan video yang beredar, waktu kejadian berdasarkan CCTV terlihat sekitar tahun 2020. Bayi malang itu menangis lama sebelum akhirnya berbaring dalam posisi tengkurap.
Belum jelas sumber video yang viral tersebut namun di tahun yang sama, terdapat kasus serupa yang melibatkan seorang bayi berusia 4 bulan di China. Pada saat itu Lembaga pengawas Shanghai telah meluncurkan penyelidikan terhadap sebuah perusahaan atas dugaan keterlibatannya dalam kematian seorang bayi berusia 3 bulan.
Diberitakan Global Times, insiden itu terjadi ketika ibu anak itu mencoba mengajari bayinya untuk “tidur tengkurap,” di bawah bimbingan konsultan pengasuhan anak perusahaan tersebut. Itu dilakukan melalui grup WeChat pada 16 April, menurut posting terbaru di Sina Weibo yang mirip Twitter di China.
Beberapa klip video dan riwayat obrolan WeChat yang beredar daring menunjukkan bayi itu berbaring tengkurap di tempat tidur sambil mencoba membalikkan badan dan terus-menerus menangis. Ibu muda itu mengawasi anaknya melalui video pengawasan di ruangan lain dan, dilaporkan, tidak melakukan intervensi meskipun khawatir anak itu akan mati lemas, berdasarkan saran dari konsultan yang menyarankan ini adalah cara untuk mengajari anak itu tidur tengkurap.
Bayi itu ditemukan tidak bernapas sekitar dua jam setelah ibunya meminta bimbingan dalam grup tersebut.
Terlepas dari kejadian tersebut, banyak yang akhirnya menyoroti terkait sleep training. Dikutip dari Sleep Foundation, sleep training atau pelatihan tidur merupakan latihan untuk mengajarkan bayi agar bias tidur sendiri dengan nyenyak tanpa bantuan orang tua atau pengasuh.
Ada beberapa metode pelatihan tidur yang dapat digunakan orang tua kepada anaknya yang dikembangkan oleh dokter anak dan pakar tidur.
Setelah mereka dilatih tidur, bayi dapat tidur 9-12 jam di malam hari. Dengan tidur yang lebih nyenyak, mereka akan merasa lebih baik di siang hari.
Dengan beberapa metode pelatihan tidur, bayi perlahan dapat terbiasa tidur sendiri. Namun, kunci utama dalam menjalani sleep training adalah kesabaran dan tetap konsisten.
Kapan Usia Berapa Bayi Bisa Jalani Sleep Training?
Umumnya, bayi berusia empat bulan belum bisa untuk menjalani pelatihan atau sleep training. Sebab, bayi belum mengembangkan ritme sirkadian yang akan membantu mereka untuk tidur sepanjang malam.
Usia bayi yang dirasa cukup dan mampu menjalani sleep training adalah sekitar enam bulan. Namun, sleep training lebih baik dilakukan saat bayi sudah berusia sembilan bulan.
Mungkin sulit untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menerapkan metode ini. Tetapi, jika bayi mulai tidur sendiri di malam hari, kemungkinan besar sudah siap untuk menjalani sleep training.
Sleep training efektif dan memberikan manfaat yang signifikan untuk bayi dan ibunya. Saat bayi tidak bisa tidur nyenyak, hal itu membuat orang tua tertekan dan mengalami insomnia pediatrik.
Kondisi ini membuat orang tua berisiko besar mengalami depresi, stres, dan kesehatan yang buruk.
Di sisi lain, saat bayi tidur lebih banyak, orang tua akan merasa lebih baik, begitu pula bayi mereka. Bayi yang tidurnya lebih nyenyak memiliki lebih sedikit masalah perkembangan dan perilaku di dalam dirinya.
(sao/kna)