Jakarta –
Istilah avoidant attachment sedang ramai di media sosial. Banyak Generasi Z yang menggunakan istilah ini sebagai alasan mereka sulit dekat secara emosional atau cenderung menarik diri saat hubungan mulai serius.
Di TikTok sendiri sudah lebih dari 150 ribu tagar #avoidantattachment dipakai para creator sebagai konten video. Tapi, apa sih arti sebenarnya dari avoidant attachment?
Spesialis kedokteran jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan secara psikologis ‘avoidant attachment’ adalah gaya keterikatan (attachment style) yang mulai terbentuk sejak masa kecil.
“Biasanya karena pengalaman hubungan emosional dengan orang tua atau pengasuh yang kurang responsif, dingin, atau menolak ekspresi emosi anak,” kata dr Lahargo kepada detikcom, Rabu (5/11/2025).
Individu dengan gaya avoidant ini akan tumbuh menjadi orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain, tidak nyaman dengan keintiman, dan lebih suka mengandalkan diri sendiri daripada meminta dukungan emosional.
“Jadi benar, di TikTok gaya ini sering digambarkan sebagai orang yang ‘lebih nyaman sendiri’, ‘tidak mau terikat’, atau ‘tak butuh orang lain’, tapi sebenarnya itu adalah mekanisme pertahanan diri emosional yang terjadi secara unconscious (di bawah sadar), jadi bukan sekadar pilihan gaya hidup,” katanya.
Apa sih yang Dirasakan oleh Individu dengan Avoidant Attachment?
Menurut dr Lahargo, individu dengan avoidant attachment cenderung menekan emosi sendiri karena percaya bahwa menampilkan perasaan merupakan tanda kelemahan.
Lalu, mereka juga memiliki batasan ketat dalam hubungan, baik pertemanan maupun romantik. Tampak kuat, mandiri, dan rasional, tetapi sebenarnya juga takut ditolak atau kehilangan kendali.
“Saat orang lain mendekat terlalu dekat secara emosional, mereka bisa merasa tidak nyaman atau bahkan sesak’,” tutur dr Lahargo.
“Jadi, ‘strong independent person’ ini sering bukan karena benar-benar tak butuh orang lain, tapi karena takut kehilangan kendali atas dirinya bila terlalu dekat dengan orang lain,” tutupnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna)
