Jakarta –
Saham produsen pakaian dan sepatu olah raga, Nike, melonjak hingga 3,82% menjadi US$ 58 per lembar saham pada Jumat (4/4/2025). Kondisi ini didorong oleh kabar Vietnam dalam proses negosiasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyangkut tarif impor.
Sebelumnya, Trump telah mengumumkan pengenaan bea masuk 46% atas barang-barang impor dari Vietnam. Sementara Vietnam sendiri merupakan tuan rumah operasi manufaktur utama bagi para pembuat sepatu global.
Dikutip dari Business Insider, Sabtu (5/4/2025), saham Nike sempat turun 14% sehari setelah Trump mengumumkan rencana tarif terbarunya itu pada hari Rabu lalu.
Sedangkan berdasarkan laporan tahunannya, Nike sendiri memproduksi lebih dari setengah produk alas kakinya dan seperempat dari produk pakaiannya di negara itu tahun lalu. Namun demikian, Trump baru-baru ini mengisyaratkan adanya proses perundingan dengan Vietnam untuk mengurangi tarif impor dari negara itu.
Vietnam pada Jumat kemarin telah meminta AS untuk menunda penerapan tarif barunya hingga tiga bulan, sementara mereka merundingkan persyaratan perdagangan.
Salah satu penawaran dari pemerintah Vietnam dalam negosiasi tersebut ialah negara itu akan mendorong solusi yang akan memungkinkannya untuk terus membeli bahan baku dan peralatan dari AS.
Kemudian, dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan dia melakukan panggilan telepon yang sangat produktif dengan sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam.
Trump menyebut, Lam ingin agar tarif dagang AS terhadap Vietnam bisa dihapus. Trump juga bilang, ia menantikan pertemuan lain dengan Lam dalam waktu dekat.
Vietnam diperkirakan menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh paket tarif terbaru Trump. Tahun lalu, AS mengimpor barang senilai sekitar US$ 136,6 miliar dari Vietnam. Peralatan komunikasi dan pakaian termasuk di antara kategori impor terbesar berdasarkan nilai dolar.
(shc/fdl)