Varian Covid-19 JN.1 Lebih Cepat Menular Dibandingkan Lainnya

27 December 2023, 16:14

PAKAR epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa varian omicron JN.1 saat ini sudah berstatus variant of interest. Sebab, varian ini potensi penyebarannya yang cepat dan kemampuannya untuk menginfeksi jauh lebih kuat dari sub varian mana pun.

“Ini membuat variannya punya potensi mereproduksi lebih dari satu dan ini akan menimbulkan lonjakan. Ini terbukti di Eropa dan Amerika. Bahkan di Amerika saat ini sudah lebih dari 50% kasus infeksi dari covid-19 dan disebabkan varian ini,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (27/12).

Lebih lanjut, menurut Dicky penyebaran varian yang cepat ini tentu membuat potensi lonjakan juga di Indonesia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Kemenkes: Masih Level Aman

Menurutnya, dalam setiap lonjakan meskipun itu kecil, ada persentase penduduk rawan yang akan meninggal atau masuk ICU. Hal ini perlu dipahami oleh semua orang sehingga perlindungan terhadap kelompok rawan perlu dilakukan dengan vaksin booster.

“Selain itu, untuk orang sehat di sekeliling orang rawan ini juga harus dilindungi dengan cara 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) tetap diterapkan. Ini penting sekali. Karena apa pun variannya 5M ini efektif,” tegas Dicky.

Baca juga: Indonesia Catatkan Kenaikan Kasus Perawatan Covid-19 Sampai 255% di Akhir 2023

Dalam konteks global, peningkatan kasus covid-19 yang berasal dari varian JN.1 menurut Dicky akan terus terjadi, bahkan 1-2 minggu pascatahun baru. (Z-10)

PAKAR epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa varian omicron JN.1 saat ini sudah berstatus variant of interest. Sebab, varian ini potensi penyebarannya yang cepat dan kemampuannya untuk menginfeksi jauh lebih kuat dari sub varian mana pun.

“Ini membuat variannya punya potensi mereproduksi lebih dari satu dan ini akan menimbulkan lonjakan. Ini terbukti di Eropa dan Amerika. Bahkan di Amerika saat ini sudah lebih dari 50% kasus infeksi dari covid-19 dan disebabkan varian ini,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (27/12).

Lebih lanjut, menurut Dicky penyebaran varian yang cepat ini tentu membuat potensi lonjakan juga di Indonesia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Kemenkes: Masih Level Aman

Menurutnya, dalam setiap lonjakan meskipun itu kecil, ada persentase penduduk rawan yang akan meninggal atau masuk ICU. Hal ini perlu dipahami oleh semua orang sehingga perlindungan terhadap kelompok rawan perlu dilakukan dengan vaksin booster.

“Selain itu, untuk orang sehat di sekeliling orang rawan ini juga harus dilindungi dengan cara 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) tetap diterapkan. Ini penting sekali. Karena apa pun variannya 5M ini efektif,” tegas Dicky.

Baca juga: Indonesia Catatkan Kenaikan Kasus Perawatan Covid-19 Sampai 255% di Akhir 2023

Dalam konteks global, peningkatan kasus covid-19 yang berasal dari varian JN.1 menurut Dicky akan terus terjadi, bahkan 1-2 minggu pascatahun baru. (Z-10)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi