Liputan6.com, Jakarta – Harga emas melonjak pada perdagangan Senin. Harga emas kembali menguat setelah mengalami tekanan yang cukup besar dalam enam hari perdagangan sebelumnya.
Kenaikan harga emas ini terjadi karena lonjakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhenti dan meningkatnya ketidakpastian atas konflik Rusia-Ukraina yang memicu kembali permintaan safe haven.
Mengutip CNBC, Selasa (19/11/2024), harga emas di pasar spot melonjak 1,8% menjadi USD 2.608,19 per ons pada pukul 01:44 p.m. ET, menjauh dari level terendah dalam dua bulan yang dicetak pada peragangan Kamis.
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,7% menjadi USD 2.614,60 per ons.
Analis senior RJO Futures Daniel Pavilonis menjelaskan, salah satu pendorong kenaikan harga emas ini adalah pengumuman oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tentang rudal jarak jauh bagi Ukraina untuk mencapai lebih dalam ke wilayah Rusia.
“Saya pikir sebagian dari itu mendorong permintaan safe haven untuk emas,” kata dia.
Emas, yang dianggap sebagai investasi yang aman selama kekacauan ekonomi dan geopolitik, membukukan penurunan mingguan tertajamnya dalam lebih dari tiga tahun pada perdagangan minggu lalu. Penurunan ini karena tarif yang diusulkan Presiden terpilih Donald Trump dipandang sebagai pendorong potensial inflasi, yang dapat mendorong Fed untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga.
Lawan Dolar AS
Hal ini pada gilirannya mendorong indeks dolar untuk diperdagangkan pada level tertinggi satu tahun pada perdagangan hari Kamis. Namun, greenback turun 0,4% pada hari Senin setelah naik 1,6% minggu lalu.
Dolar AS yang lebih lemah membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
“Apakah Federal Reserve memangkas atau tidak, saya pikir emas secara teknis tampak ingin kembali mendekati level USD 2.700,” kata Pavilonis.
Bank sentral AS diharapkan memberikan pemotongan suku bunga ketiga kalinya pada Desember, meskipun data terbaru menunjukkan kemajuan dalam mengembalikan inflasi ke target 2% telah terhenti. Setidaknya tujuh pejabat Fed dijadwalkan untuk berbicara minggu ini.
Suku bunga yang lebih tinggi, yang membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas kurang menarik, dapat semakin menekan logam tersebut.
“Tujuan kenaikan harga (emas) berikutnya bagi para investor adalah menghasilkan penutupan di atas resistensi solid di USD 2.650,” kata Kinesis Money.