“Tidak ada yang mengantisipasi bahwa Joe Biden akan memicu ESKALASI perang di Ukraina selama masa transisi. Ini seolah-oleh dia meluncurkan perang yang benar-benar baru,” ujar mantan Direktur Intelijen Nasional AS pada masa jabatan pertama Trump, Richard Grenell, dalam pernyataan via media sosial X.
“Semuanya telah berubah sekarang — semua kalkulasi sebelumnya batal dan tidak valid. Dan semuanya demi politik,” ucapnya.
Untuk saat ini, Grenell tidak memiliki jabatan dalam pemerintahan Trump mendatang. Namun namanya sempat muncul sebagai calon Menteri Luar Negeri (Menlu) AS sebelum Trump akhirnya memutuskan untuk mencalonkan Senator Florida Marco Rubio untuk jabatan itu.
Kritikan juga disampaikan oleh putra sulung Trump, Donald Trump Jr, yang menyinggung soal potensi Perang Dunia Ketiga imbas keputusan tersebut.
“Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan Perang Dunia III berjalan sebelum ayah saya mempunyai kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa,” sebut Trump Jr dalam komentarnya via media sosial X.
Trump sendiri belum berbicara secara terbuka mengenai pergeseran kebijakan Biden terkait pasokan rudal jarak jauh untuk Ukraina tersebut.
“Dia menjadi satu-satunya orang yang dapat menyatukan kedua pihak untuk merundingkan perdamaian, dan berupaya mengakhiri perang dan menghentikan pembunuhan,” cetus juru bicara Trump, Steven Cheung, dalam pernyataannya.
Moskow menyebut keputusan Biden itu “berbahaya” dan telah menjanjikan respons yang “pantas” jika rudal-rudal pasokan AS benar-benar digunakan dalam serangan ke wilayah Rusia.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam jumpa pers harian menuduh Rusia yang telah memicu eskalasi perang dengan menerima pengerahan pasukan militer Korea Utara (Korut) untuk bertempur melawan Ukraina.
(nvc/ita)