Trump Sebut Xi Jinping Restui Rencana Divestasi TikTok di AS

Trump Sebut Xi Jinping Restui Rencana Divestasi TikTok di AS

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump  menyebut Presiden China Xi Jinping telah memberi lampu hijau atas penjualan TikTok AS ke investor Amerika, meski negosiasi teknis belum tuntas.

“Saya baru saja melakukan panggilan dengan Presiden Xi, dan seperti yang Anda tahu, dia menyetujui kesepakatan TikTok, dan prosesnya sedang berjalan. Kami menantikan penyelesaian kesepakatan itu,” ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Sabtu (10/9/2025), beberapa jam setelah berbicara dengan Xi.

Dalam hal ini, baik AS maupun China sama-sama menegaskan masih ada pekerjaan rumah untuk menyelesaikan perbedaan atas proposal divestasi mayoritas saham ByteDance Ltd. di TikTok AS. 

Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya tak secara eksplisit menyebut telah memberi restu final, namun menekankan perlunya perlakuan yang adil terhadap kepentingan bisnis China.

“Posisi China jelas, pemerintah menghormati keinginan perusahaan terkait dan mendukung negosiasi komersial yang produktif sesuai aturan pasar. Kami berharap hasilnya sesuai dengan hukum China dan memperhatikan kepentingan kedua belah pihak. AS perlu menyediakan lingkungan yang terbuka, adil, dan non-diskriminatif bagi investor China,” demikian pernyataan Kemlu China.

Pernyataan itu muncul setelah AS dan China mengumumkan kerangka kesepakatan yang membuka jalan bagi ByteDance menjual operasi TikTok di AS kepada konsorsium investor Amerika. Tujuannya menjaga aplikasi tetap beroperasi di AS dan menghindari larangan atas alasan keamanan nasional berdasarkan undang-undang yang diteken Presiden Joe Biden pada 2024.

Trump sempat melontarkan ide bahwa AS bisa menerima “fee plus” dari kesepakatan tersebut, namun belum ada kejelasan soal struktur pembayaran maupun kemungkinan pemerintah mendapat kursi di dewan direksi entitas baru TikTok AS.

Sebelumnya beredar kabar bahwa konsorsium pembeli TikTok AS mencakup Oracle Corp., Andreessen Horowitz, serta Silver Lake Management LLC. Kendati begitu, masih belum jelas siapa yang akan mengendalikan algoritme rekomendasi TikTok mengingat isu sensitif bagi Beijing yang menolak transfer teknologi penting tersebut.

Berdasarkan kerangka kesepakatan, Oracle akan tetap menyediakan layanan komputasi awan untuk TikTok, melanjutkan kerja sama miliaran dolar dalam proyek yang dikenal dengan nama Project Texas.

ByteDance dalam pernyataannya menyampaikan terima kasih kepada Trump dan Xi, serta menegaskan akan melanjutkan langkah sesuai hukum China agar TikTok AS tetap melayani pengguna di Negeri Paman Sam itu.

TikTok AS diperkirakan bernilai US$35 miliar–US$40 miliar, meski valuasi sektor teknologi kian melambung berkat perkembangan kecerdasan buatan (AI). Trump juga kembali memperpanjang tenggat divestasi ByteDance hingga 16 Desember 2025, atau yang keempat kalinya sejak menjabat, meski keabsahan perpanjangan ini dipertanyakan karena UU 2024 hanya mengizinkan satu kali perpanjangan.

Namun, kesepakatan ini menuai kritik dari anggota Kongres, termasuk dari Partai Republik, yang menilai proposal tersebut belum sepenuhnya sejalan dengan mandat UU keamanan nasional. 

Sejumlah legislator menekankan perlunya larangan total hubungan operasional antara ByteDance dengan TikTok AS, termasuk terkait algoritme dan data pengguna.

Senator dari Partai Demokrat Richard Blumenthal menegaskan, Kongres harus meneliti kesepakatan tersebut agar ByteDance yang berbasis di Beijing tidak bisa mengendalikan atau memengaruhi algoritme rekomendasi maupun data pengguna TikTok.

Ketidakpastian makin bertambah seiring tensi geopolitik dan persaingan AI. Pekan ini, pemerintah China bahkan memerintahkan ByteDance dan perusahaan teknologi lain berhenti membeli chip Nvidia Corp. dengan alasan dugaan pelanggaran hukum anti-monopoli