Trump Diperkirakan Tunda Lagi Tenggat Penjualan TikTok di AS

Trump Diperkirakan Tunda Lagi Tenggat Penjualan TikTok di AS

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan kembali memperpanjang tenggat bagi ByteDance, perusahaan asal China, untuk melepas aset TikTok di AS. Dengan begitu, ancaman penutupan aplikasi tersebut di AS kembali tertunda.

Trump sudah tiga kali memperpanjang tenggat, mulai dari awal April, lalu Mei ke Juni, dan terakhir hingga September ini. Mengutip Reuters, Senin (15/9/2025), informasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang mengetahui langsung persoalan tersebut. 

Apabila benar dilakukan, ini akan menjadi perpanjangan keempat yang diberikan Trump terkait penegakan undang-undang yang semula memberi ByteDance waktu hingga Januari 2025 untuk menjual atau menutup aplikasi TikTok di AS. 

Bulan lalu, Trump sempat menyatakan sudah ada calon pembeli dari AS yang siap mengambil alih TikTok dan membuka kemungkinan untuk memperpanjang tenggat. Namun, ketika ditanya kembali mengenai masa depan aplikasi tersebut pada Minggu, dia memberikan jawaban yang tidak pasti.

“Saya mungkin iya, mungkin juga tidak. Kami sedang bernegosiasi soal TikTok saat ini. Bisa saja kami biarkan mati, bisa juga tidak, tergantung China,” kata Trump

Gedung Putih belum memberikan komentar terkait kabar perpanjangan ini. Jika benar terjadi, langkah tersebut menunjukkan keraguan pemerintah AS untuk menutup aplikasi yang kini digunakan sekitar 170 juta warga Amerika.

Kalangan politikus di Washington yang bersikap keras terhadap China sudah lama khawatir Beijing bisa memanfaatkan TikTok untuk memata-matai, memeras, atau menyensor warga AS. 

Meski begitu, Trump berulang kali menegaskan dirinya ingin menyelamatkan aplikasi tersebut. Upaya mencapai kesepakatan berjalan lambat. Salah satu hambatannya adalah kemungkinan berbagi algoritma TikTok dengan pembeli dari AS, yang memerlukan persetujuan pemerintah China. 

Sebelumnya, sempat ada rancangan kesepakatan pada musim semi lalu untuk membentuk perusahaan baru berbasis di AS yang mayoritas dimiliki investor lokal. 

Namun, rencana itu tertunda setelah Beijing memberi sinyal tidak akan menyetujuinya, terutama setelah Trump mengumumkan tarif tinggi terhadap barang impor asal China.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada Minggu menggelar perundingan dagang di Spanyol bersama Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan negosiator utama Li Chenggang. 

Isu TikTok masuk dalam agenda pembicaraan tersebut, meski menurut sumber, kesepakatan belum akan tercapai sebelum tenggat 17 September.

Menariknya, TikTok tidak pernah dibahas dalam putaran perundingan dagang AS-China sebelumnya di Jenewa, London, maupun Stockholm.

Namun, kali ini penyebutan TikTok secara terbuka dalam agenda resmi dianggap memberi celah politik bagi Trump untuk kembali memperpanjang tenggat, meskipun hal itu berpotensi memicu kekecewaan di kalangan anggota Kongres dari Partai Republik maupun Demokrat yang sebelumnya mendesak penjualan TikTok.