​Transformasi Ekonomi Digital, Dobrak Pasar UMKM Lewat Inovasi Pangan dan Teknologi AI

​Transformasi Ekonomi Digital, Dobrak Pasar UMKM Lewat Inovasi Pangan dan Teknologi AI

Tegal: Pemanfaatan teknologi dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengembangkan UMKM agar naik kelas. Hal itu penting agar pelaku usaha, khusus perempuan semakin mahir memproduksi dan memasarkan produknya.

Hal itu diungkapkan Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Salahuddin Uno saat memberikan pelatihan kepada 50 ibu rumah tangga yang mengikuti Workshop Baking and Cooking Naik Kelas di LPK Lashinta, Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

sandiaga mengatakan kegiatan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan praktis yang dapat langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. 

Selain mengajarkan teknik pembuatan brownies singkong dan donat ubi, peserta juga diperkenalkan pada pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pemasaran produk.

“Terpenting adalah membangun jejaring UMKM untuk mendorong penjualan berkelanjutan dan kemandirian ekonomi,” ujar Sandiaga.

Melalui kolaborasi dengan Ruang Tegal Muda, dirinya yakin para ibu memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian ekonomi.

Para peserta tidak hanya dilatih keterampilan memasak, tetapi juga didampingi agar mampu memanfaatkan keahlian tersebut sebagai sumber penghasilan. 

Dalam program ini, peserta akan mendapatkan pendampingan selama satu bulan ke depan, termasuk bantuan modal berupa bahan baku gratis.

Co-founder Ruang Tegal Muda, Muhammad Syaeful Mujab mengatakan peserta dibekali keterampilan membuat brownies singkong dan donat ubi karena bahan bakunya murah, mudah diperoleh, serta fleksibel untuk dikreasikan.

Selain itu, peserta juga diajarkan menggunakan aplikasi ChatGPT untuk membuat konten promosi. Mereka ditantang untuk langsung membuka pre-order pada hari pelaksanaan workshop.

Dari tantangan tersebut, para peserta berhasil meraih total 471 pesanan brownies dan 70 pesanan donat. Dengan harga jual Rp 2.000 untuk brownies dan Rp3 ribu untuk donat, para ibu memperoleh penghasilan sekitar Rp1.152.000.

Setelah sesi tatap muka, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan intensif selama tiga minggu. 

Program ini difokuskan pada diskusi bersama trainer, penguatan strategi pemasaran digital, pembuatan konten promosi, serta penerapan langsung ilmu yang diperoleh guna menghadapi tantangan bisnis yang dijalani peserta.

Tegal: Pemanfaatan teknologi dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengembangkan UMKM agar naik kelas. Hal itu penting agar pelaku usaha, khusus perempuan semakin mahir memproduksi dan memasarkan produknya.
 
Hal itu diungkapkan Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Salahuddin Uno saat memberikan pelatihan kepada 50 ibu rumah tangga yang mengikuti Workshop Baking and Cooking Naik Kelas di LPK Lashinta, Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
 
sandiaga mengatakan kegiatan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan praktis yang dapat langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. 

Selain mengajarkan teknik pembuatan brownies singkong dan donat ubi, peserta juga diperkenalkan pada pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pemasaran produk.
 
“Terpenting adalah membangun jejaring UMKM untuk mendorong penjualan berkelanjutan dan kemandirian ekonomi,” ujar Sandiaga.
 
Melalui kolaborasi dengan Ruang Tegal Muda, dirinya yakin para ibu memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian ekonomi.
 
Para peserta tidak hanya dilatih keterampilan memasak, tetapi juga didampingi agar mampu memanfaatkan keahlian tersebut sebagai sumber penghasilan. 
 
Dalam program ini, peserta akan mendapatkan pendampingan selama satu bulan ke depan, termasuk bantuan modal berupa bahan baku gratis.
 
Co-founder Ruang Tegal Muda, Muhammad Syaeful Mujab mengatakan peserta dibekali keterampilan membuat brownies singkong dan donat ubi karena bahan bakunya murah, mudah diperoleh, serta fleksibel untuk dikreasikan.
 
Selain itu, peserta juga diajarkan menggunakan aplikasi ChatGPT untuk membuat konten promosi. Mereka ditantang untuk langsung membuka pre-order pada hari pelaksanaan workshop.
 
Dari tantangan tersebut, para peserta berhasil meraih total 471 pesanan brownies dan 70 pesanan donat. Dengan harga jual Rp 2.000 untuk brownies dan Rp3 ribu untuk donat, para ibu memperoleh penghasilan sekitar Rp1.152.000.
 
Setelah sesi tatap muka, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan intensif selama tiga minggu. 
 
Program ini difokuskan pada diskusi bersama trainer, penguatan strategi pemasaran digital, pembuatan konten promosi, serta penerapan langsung ilmu yang diperoleh guna menghadapi tantangan bisnis yang dijalani peserta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di

Google News

(FZN)