Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Prakiraan Cuaca BMKG, P2G Minta Zonasi Dievaluasi Total

12 August 2023, 23:22

TEMPO.CO, Jakarta – Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memperkirakan hujan akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada Sabtu, 12 Agustus 2023. Hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Tarakan. Hujan intensitas sedang kemungkinan terjadi di Medan.Berita populer selanjutnya tentang Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menghapus sistem zonasi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB. Menanggapi itu, Perhimpunan Pendidikan dan Guru atau P2G meminta agar kebijakan itu tak dihapus, melainkan dievaluasi total.Selain itu, ahli polusi udara dari Institut Teknologi Bandung Puji Lestari mengatakan tingkat polusi udara di Jakarta belakangan ini memang agak tinggi. Menurut dia, ada beberapa faktor penyebabnya, seperti kondisi alam serta emisi atau gas buang dari sektor transportasi serta industri.1. Prakiraan Cuaca BMKG: Suhu Terendah di Mataram, Siaga Bencana Hidrometeorologi di Aceh dan SumutBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memperkirakan hujan akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hari ini, Sabtu, 12 Agustus 2023.Hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Tarakan. Hujan intensitas sedang kemungkinan terjadi di Medan. Hujan intensitas ringan di Banda Aceh, Tanjung Pinang, Ambon, Manokwari, Pekanbaru dan Padang. “Ibu kota provinsi yang perkirakan diselimuti asap di Banjarmasin,” demikian kutip dari BMKG.Suhu udara berkisar antara 18 – 34 derajat Celcius dengan suhu terendah di Mataram. Sedangkan suhu tertinggi di Serang, Semarang, Banjarmasin dan Makassar.Prakiraan berbasis dampak hujan lebat dengan status siaga di Aceh dan  Sumatra Utara. Wilayah yang berpotensi angin kencang di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat dan Maluku Utara.  2. P2G Nilai Zonasi PPDB Tak Perlu Dihapus, tapi Evaluasi TotalPresiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menghapus sistem zonasi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB. Menanggapi itu, Perhimpunan Pendidikan dan Guru atau P2G meminta agar kebijakan itu tak dihapus, melainkan dievaluasi total.Iklan

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim memaparkan sejumlah poin mengenai evaluasi zonasi PPDB. “Pemerintah dalam hal ini Kemdikbidristek hendaknya melakukan evaluasi total bagaimana regulasi dan implementasi PPDB di tiap daerah selama 7 tahun,” kata dia dalam keteramgannya, Jumat, 11 Agustus 2023.Hal itu mengingat persoalan dalam implementasi PPDB masih terus terjadi dengan masalah yang sama setiap tahun. “Ini bukti indikasi bahwa Kemdikbudristek dan Pemda tidak melakukan evaluasi yang mendasar teehadap PPDB, adapun dilakukan hanya formalitas dan tidak ada perbaikan atau tindak lanjut yang signifikan selama ini,” kata Satriawan.Karena itu, P2G mendorong agar dilakukan kajian ulang dan evaluasi total terhadap zonasi PPDB, bukan menghapusnya. Ini mengingat sebenarnya zonasi bertujuan baik, yaitu menciptakan keadilan dalam pendidikan, mendekatkan anak bersekolah dekat dengan rumahnya sehingga relatif murah dan aman dalam jangkauan rumah serta memprioritaskan anak dari keluarga miskin atau ekonomi lemah untuk bersekolah.3. Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Ahli Polusi ITB: Akibat Emisi dan Pengaruh El NinoAhli polusi udara dari Institut Teknologi Bandung Puji Lestari mengatakan tingkat polusi udara di Jakarta belakangan ini memang agak tinggi. Menurut dia, ada beberapa faktor penyebabnya, seperti kondisi alam serta emisi atau gas buang dari sektor transportasi serta industri.“Kenapa pada akhir-akhir ini naik, ada faktor-faktor lain yang menyebabkan selain dari sumber pencemarnya,” kata Puji, Jumat 11 Agustus 2023.Kondisi alam, menurut Puji, berpengaruh besar. Pada musim hujan, polutan bisa luruh sehingga udara menjadi bersih. Namun sebaliknya, terlebih muncul El Nino yang bisa membuat kemarau bertambah kering dan panjang.Situasi itu mengakibatkan polutan menjadi terakumulasi di angkasa. Kondisi atmosfer yang stabil dan kecepatan angin yang rendah juga membuat polutan tidak menyebar. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.