Pasuruan (beritajatim.com) – Secara simbolis Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis meresmikan pengoperasian 10 palang pintu kereta api di wilayah Kabupaten Pasuruan. Peresmian ini merupakan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang kereta api.
Peresmian ditandai dengan pemotongan bunga di palang pintu kereta api JPL 97A yang berlokasi di Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil. Selain meresmikan pengoperasian palang pintu, Pj Bupati Nurkholis juga menyerahkan safety helm dan seragam kerja kepada 10 Petugas Jalan Lintasan (PJL) yang baru saja direkrut dan dilatih.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, Eka Wara Brehaspati, merinci lokasi 10 JPL yang diresmikan, yaitu JPL 102 di Kelurahan Dermo, JPL 105 di Kelurahan Latek, JPL 111 dan JPL 112 di Desa Raci, JPL 89 di Desa Gununggangsir, JPL 152 di Desa Sumberagung Grati, JPL 26 di Desa Sengongagung, serta JPL 27 dan JPL 28 di Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari.
“Ada 10 palang pintu kereta api yang hari ini diresmikan. Empat palang pintu di Kecamatan Bangil, empat palang di Kecamatan Purwosari, yang lainnya ada di Kecamatan Grati dan Kecamatan Gempol,” jelas Eka.
Setiap JPL akan dijaga oleh empat orang PJL yang telah melalui proses seleksi dan pelatihan intensif di Politeknik Madiun selama lima bulan. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan para petugas memiliki kecakapan dan kemampuan yang mumpuni dalam menjalankan tugas sebagai penjaga palang pintu kereta api.
Eka juga menjelaskan sumber pendanaan pembangunan JPL seluruhnya berasal dari APBD Kabupaten Pasuruan tahun 2024. Termasuk tiga JPL yang masih dalam tahap pembangunan juga dibiayai oleh APBD II.
Selain itu, ada dua JPL yang akan segera beroperasi dalam waktu dekat yang didanai oleh APBD Provinsi Jawa Timur, serta empat JPL lainnya yang anggarannya bersumber dari APBN. Dengan peresmian ini, total 19 JPL telah dibangun menggunakan APBD Kabupaten Pasuruan, termasuk 5 yang diresmikan sebelumnya.
Pj Bupati Nurkholis berharap dengan pengoperasian seluruh palang pintu kereta api ini, potensi kecelakaan di perlintasan sebidang dapat diminimalisir. Ia menyadari bahwa masih sering terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api, terutama yang tidak dilengkapi palang pintu.
“Akan jadi penting jika masyarakat juga sadar dan disiplin dalam berlalu lintas. Sehingga kami menghimbau agar masyarakat juga turut menengok kiri kanan sebelum melintasi rel kereta api,” katanya. (ada/kun)