Timur Tengah Makin Panas! Iran Warning-Arab Saudi Sebut Situasi Bahaya

22 January 2024, 6:23

Jakarta, CNBC Indonesia– Situasi Timur Tengah makin panas. Iran bersumpah untuk melakukan serangan balas dendam terhadap Israel.
Ini terjadi setelah serangan rudal meratakan sebuah bangunan yang digunakan sebagai markas pasukan elit Garda Revolusi Iran (IRGC) di Damaskus, Suriah, akhir pekan waktu setempat. Di mana lima pasukan IRGC tewas sementara korban lain merupakan tentara Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ambulans dan truk pemadam kebakaran berkumpul di sekitar lokasi serangan, yang telah ditutup,” kata seorang jurnalis Reuters di lokasi kejadian, dikutip dari CNBC International, Senin (22/1/2024).
“Operasi penyelamatan bagi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan terus berlanjut sepanjang hari. Sebuah derek dipasang untuk mengangkat lempengan beton dari reruntuhan,” tambahnya.

Sumber keamanan di jaringan kelompok yang dekat dengan pemerintah Suriah dan sekutunya Iran mengatakan bahwa gedung bertingkat tersebut digunakan oleh para penasihat Iran yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Sumber mengatakan bangunan benar-benar hancur lebur.
Belum ada ada komentar dari Israel soal ini, namun pengeboman terhadap kehadiran militer dan keamanan Iran di Suriah kerap dilakukan meski tak ada keterangan ke publik. Semenjak perang antara Israel dan Hamas di Gaza pecah 7 Oktober, kekerasan memang makin meningkat.
“Serangan itu adalah upaya putus asa untuk menyebarkan ketidakstabilan di kawasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam pernyataannya yang dilaporkan oleh media pemerintah.
“Iran…memiliki haknya untuk menanggapi terorisme terorganisir yang dilakukan oleh rezim Zionis palsu pada waktu dan tempat yang tepat,” tegsnya.
Media pemerintah Suriah melaporkan serangan udara Israel terhadap sebuah bangunan di lingkungan Mazzeh di Damaskus. Dilaporkan pertahanan udara Suriah telah menembak jatuh beberapa rudal.
Kepala Rumah Sakit Al-Mowasat di Damaskus, Essam Al-Amin, mengatakan bahwa rumah sakitnya telah menerima satu mayat dan tiga orang terluka. Termasuk seorang wanita, setelah serangan hari Sabtu.
Jihad Islam Palestina, sebuah faksi Palestina yang didukung Iran dan hadir di Suriah dan Lebanon, mengutuk serangan udara tersebut. Meski begitu kelompok itu mengatakan tidak ada anggotanya yang terluka dan menampik laporan bahwa beberapa orang berada di gedung yang dibom.
Iran dan sekutu militernya di Suriah telah menempatkan diri di wilayah luas di Suriah timur, selatan dan utara serta di beberapa pinggiran kota di sekitar ibu kota. Pada bulan Desember, serangan udara Israel menewaskan dua anggota IRGC dan serangan udara lainnya di dekat Damaskus pada tanggal 25 Desember, juga menewaskan seorang penasihat senior pasukan elite itu yang mengawasi koordinasi militer antara Suriah dan Iran.
Israel Bombardir Lebanon, Milisi Hizbullah Tewas
Sementara Minggu, mengutip AFP, serangan Israel dilancarkan ke wilayah Lebanon. Serangan ini menewaskan satu orang di wilayah selatan.
“Seorang pejuang Hizbullah tewas di selatan,” kata sumber media Prancis itu.
Hal sama juga diakui seorang pejabat keamanan Lebanon. Israel membom mobil dan membunuh seorang anggota tim perlindungan Hizbullah, meski komandan senior kelompok itu selamat. Pejabat keamanan itu menambahkan, komandan Hizbullah berada di dalam kendaraan bersama tiga orang lainnya di belakang mobil.
Sumber lain yang dekat dengan Hizbullah membenarkan bahwa seorang pejuang Hizbullah telah terbunuh, namun membantah bahwa seorang pejabat tinggi menjadi sasaran serangan tersebut.
Sumber tersebut menambahkan, serangan tersebut juga melukai seorang perempuan sipil yang berada di area serangan.
“Serangan yang menargetkan sebuah mobil di Kafra menewaskan satu orang sementara yang lain menderita luka sedang dan ringan,” tulis kantor berita resmi Nasional (NNA).
Sejak perang Israel dan Hamas pecah di Gaza 7 Oktober, kekerasan makin meningkat di Timur Tengah. Eskalasi juga muncul di Laut Merah, tempat pelayaran 15% perdaganag global dengan serangan milisi Houthi ke kapal-kapal yang melintas sebagai bentuk protes perang Gaza.
Arab Saudi Sebut Situasi Berbahaya
Di sisi lain, Arab Saudi mengatakan bahwa situasi Timur Tengah kini berbahaya. Hal itu diungkap Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, saat berbicara dengan CNN International, dimuat pula oleh The Guardian.
“Kita berada dalam masa yang sangat sulit dan berbahaya di kawasan ini,” katanya.
“Kami sangat khawatir… itulah sebabnya kami menyerukan deeskalasi,” tegasnya lagi menyebut sejumlah kekerasan yang belakangan terjadi mulai perang Israel di Gaza, hingga kekerasan dengan proksi Iran di sejumlah negara.
Ia juga menyindir bagaimana Laut Merah saat ini. Di mana Houthi meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang ditanggapi dengan serangan udara AS dan Inggris.
“Kami tentu saja sangat percaya pada kebebasan navigasi dan itu adalah sesuatu yang perlu dilindungi, namun kami juga perlu melindungi keamanan dan stabilitas kawasan,” tegasnya.
“Sehingga kami sangat fokus untuk meredakan situasi sebisa mungkin,” tambahnya lagi.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Alert! AS Tembak Houthi, Kapal Perang Iran Masuk Laut Merah

(sef/sef)