Jember (beritajatim.com) – Aksi tifo spanduk raksasa bergambar sosok ksatria yang disajikan suporter tim nasional sepak bola Indonesia saat pertandingan melawan China, di Stadion Gelora Bung Karno, 5 Juni 2025, adalah perwujudan semangat gotong royong yang dicetuskan Bung Karno.
Hal ini disampaikan Agus Hadi Santoso, ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember, Jawa Timur, 2004-2009, dalam acara ‘Sosialisasi Gotong Royong sebagai Falsafah Kebudayaan Bangsa’, di Hotel Royal, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (15/6/2025).
“Gotong royong harus kita jadikan landasan kehidupan sehari-hari. Gotong-royong ini dilakukan oleh suporter Indonesia, saat bertanding dengan Cina. Itu bikin gambar sebesar itu habis berapa juta rupiah. Urunan suporter, suporter beli tiket sendiri, hanya untuk memenangkan Indonesia. Luar biasa. Itu bagian dari sebuah gotong royong,” kata Agus.
Agus mengingatkan, gotong royong adalah saripati Pancasila. “Setelah menelurkan Pancasila, lima sila di sebagai landasan negara kita, diperas lagi oleh Bung Karno menjadi gotong-royong. Gotong-royong harus kita jadikan landasan kehidupan sehari-hari,” katanya.
Di luar urusan sepak bola, Agus prihatin dengan semakin hilangnya semangat gotong royong di kalangan anak muda yang lebih tersita dengan ponsel. “Oleh sebab itu anak-anak kita harus dididik jangan sampai gotong-royong yang sudah menjadi kebiasaan leluhur kita kemudian terabaikan,” katanya.
“Ini yang paling berbahaya. Jangan sampai lupa dengan gotong royong tadi. Biasakan mereka untuk diajari bergotong royong,” kata Agus. [wir]
