Tidak Hanya Ikan, Menteri KKP Sebut Rumput Laut Hingga Lobster Juga Investasi Menggiurkan

5 February 2024, 15:16

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkap beberapa komoditas di sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang berpeluang memiliki nilai investasi cukup besar. Menurut Trenggono dalam acara Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Senin, 5 Februari 2024, selain ikan, ada lima (komoditas) perikanan yang ingin dikuasai agar Indonesia bisa menjadi juara.Lima komoditas kelautan tersebut yakni udang, rumput laut, tilapia, kepiting, dan lobster. Trenggono menuturkan, tidak hanya luar negeri, kebutuhan dalam negeri lima produk itu juga sangat tinggi.“Dari data yang kami dapat, konsumsi ikan dalam negeri saja mencapai 13 juta ton setiap tahunnya, dari segala jenis. Bahkan kita masih impor seperti salmon, sarden,” tuturnya. Menurutnya, kelima komoditas tersebut memiliki potensi besar untuk diolah kedepannya, sehingga KKP memprioritaskan peningkatan produksi pada lima komoditas unggulan ekspor tersebut. Pada 2023, kata Trenggono, pasar udang global mencapai US$ 60,4 miliar. Rumput laut memiliki nilai pasar sebesar US$ 16,7 miliar, ikan tilapia sebesar US$ 13,9 miliar, kepiting US$ 879 juta, dan lobster sebesar US$ 7,2 miliar. Rumput laut Indonesia menyumbang 16,7 persen market share global, sementara lobster hanya 0,5%. Dalam kesempatan tersebut, Trenggono mengajak para investor untuk bekerja sama mengembangkan dan meningkatkan perekonomian kelautan dan perikanan Indonesia.Iklan

“Saya mengundang yang mulia duta besar negara sahabat dan para investor untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia,” kata dia. “Pemerintah Indonesia berkomitmen memberikan kemudahan perizinan, insentif, keamanan, dan kestabilan iklim politik, serta konektivitas SDM terampil.”Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat investasi pada sektor kelautan dan perikanan RI mencapai Rp 9,56 triliun per kuartal III 2023. Capaian investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 5,32 triliun, penanaman modal asing (PMA) Rp 1,4 triliun, dan kredit investasi Rp 2,84 triliun. Terkait realisasi PMA terbesar adalah dari Cina mencapai Rp 370,74 miliar, disusul Malaysia Rp 240,4 miliar, dan Swiss Rp 152,89 miliar. DEFARA DHANYA PARAMITHA Pilihan Editor: BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi