Jakarta: Lebaran di Uni Emirat Arab (UEA) bukan hanya soal perayaan dan kebersamaan, tetapi juga tentang tradisi unik bernama Eidiya.
Eidiya adalah uang tunjangan hari raya yang diberikan kepada anak-anak selama Idul Fitri. Mirip dengan THR di Indonesia.
Eidiya tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga menjadi momen berharga bagi para orang tua untuk mengajarkan kedermawanan dan manajemen keuangan sejak dini.
Menariknya, jumlah Eidiya yang diterima anak-anak di UEA cukup besar, berkisar antara 500 hingga 5.000 dirham (sekitar Rp2 juta hingga Rp21 juta).
Dengan jumlah uang yang tidak sedikit, para orang tua di UEA pun memanfaatkannya sebagai alat edukasi keuangan bagi anak-anak mereka.
Mengelola Eidiya: Belanja, Investasi, dan Menabung
Nada Al-Aleeli, seorang ibu dari Sharjah, membagikan pengalamannya dalam mengelola Eidiya untuk putrinya yang masih berusia tiga tahun.
“Saya percaya bahwa saya membiarkan putri saya memilih mainan pilihannya sambil menyimpan sisa uangnya untuk investasi masa depan. Tahun ini, saya membelikannya emas,” jelas Nada.
Meski anaknya masih kecil dan belum memahami konsep tabungan, Nada percaya bahwa mengenalkan nilai uang sejak dini sangatlah penting.
“Ketika anak-anak membelanjakan uang mereka sendiri, mereka akan lebih menghargai barang belanjaan mereka dan belajar pentingnya menabung,” ucap Nada.
Memanfaatkan Eidiya untuk Mengajarkan Kedermawanan
Bagi beberapa orang tua di UEA, Eidiya bukan hanya tentang membelanjakan uang, tetapi juga tentang berbagi dan belajar mengelola keuangan.
Seorang konsultan pendidikan dari Dubai, yang juga pemilik akun Motherly.ae, mengajarkan anak-anaknya konsep berbagi dengan cara sederhana.
“Saya membagi Eidiya menjadi tiga bagian satu untuk amal, satu untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan, dan satu lagi untuk ditabung. Ini membantu mereka memahami keseimbangan antara menikmati, menabung, dan berbagi,” tutur Nada.
Membangun Mindset Positif tentang Uang
Samah AlHajeri, CEO dan pendiri Rethink Community, memiliki pandangan yang lebih luas tentang Eidiya. Menurutnya, tradisi ini bukan hanya soal memberikan uang, tetapi juga membentuk karakter anak-anak dalam memahami keuangan.
“Eidiya mewakili kegembiraan, hubungan keluarga, tradisi budaya, dan semangat kedermawanan,” kata Samah.
Samah juga selalu mendorong anak-anaknya untuk menikmati sebagian dari Eidiya mereka, tetapi tetap menanamkan konsep menabung dan berinvestasi.
“Kami sering berbicara tentang bagaimana uang bisa digunakan dengan bijak, baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk membantu orang lain,” imbuh Samah.
Lebaran Jadi Momen Belajar Finansial
Tradisi Eidiya di UEA menunjukkan bahwa Idul Fitri bisa menjadi kesempatan yang sempurna untuk mengajarkan anak-anak tentang keuangan tanpa mengurangi kebahagiaan mereka.
Dengan membimbing mereka untuk menikmati, menabung, dan berbagi, para orang tua di UEA berharap anak-anak mereka tumbuh dengan keterampilan finansial yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)