Jakarta – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengecam keras tindakan brutal Israel di Gaza yang dinilainya tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghapus identitas bangsa Palestina. Dalam aksi damai yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) di Monas, Jakarta, Minggu, 3 Agustus 2025, Fadli menyebut kekejaman Israel sebagai genosida budaya di abad ke-21.
Fadli menyatakan bahwa pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto berkomitmen mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Sikap ini, tegasnya, bukan sekadar pilihan politik, melainkan amanah konstitusi untuk menentang segala bentuk penjajahan dan penindasan.
“Kita menyaksikan pembantaian massal terhadap perempuan dan anak-anak. Rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, hingga tenda pengungsian dibombardir. Ini bukan perang. Ini genosida,” kata Fadli lantang.
Ia juga menyoroti penghancuran sistematis terhadap situs budaya, artefak sejarah, dan para budayawan Palestina. Menurutnya, ini adalah upaya menghapus ingatan kolektif dan warisan peradaban yang melekat dalam sejarah Palestina. “Israel tak hanya membunuh, tapi juga ingin membuat Palestina terlupakan.”
Fadli mengapresiasi Menteri Luar Negeri, Sugiono, yang dinilainya konsisten dalam diplomasi internasional untuk menghentikan kekejaman di Gaza. Namun, ia menegaskan, dukungan politik saja tak cukup.
“Negara-negara yang terus membela Israel sudah kehilangan legitimasi moral untuk bicara soal HAM dan demokrasi. Dunia harus bersikap,” tegasnya.
Ia mendesak agar komunitas internasional menjatuhkan sanksi nyata kepada Israel. “Bukan hanya pernyataan, tapi sanksi ekonomi, politik, dan diplomatik yang tegas,” katanya.
Fadli meyakini perjuangan ini akan jadi titik balik kebangkitan Palestina sebagai negara berdaulat dengan peradaban yang hidup kembali. “Semangat kita adalah semangat keadilan dan kemanusiaan,” tutupnya, disambut takbir ribuan peserta aksi damai.
