Terduga Pembunuh Ibu Rumah Tangga di Jombang Masih Berkeliaran, Polisi Lakukan Penyisiran

Terduga Pembunuh Ibu Rumah Tangga di Jombang Masih Berkeliaran, Polisi Lakukan Penyisiran

Jombang (beritajatim.com) – Terduga pelaku pembunuhan terhadap Tri Retno Jumilah (62), ibu rumah tangga asal Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, belum tertangkap hingga saat ini.

Polisi menyebut bahwa pelaku, yang berinisial P, kemungkinan masih bersembunyi di sekitar wilayah Jombang. Penyisiran terus dilakukan oleh Satreskrim Polres Jombang untuk melacak keberadaan terduga pelaku tersebut.

Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Dimas Robin Alexander, menyampaikan bahwa indikasi pelaku masih berada di sekitar Jombang cukup kuat. “Hingga saat ini terduga belum tertangkap. Indikasinya masih di sekitar Jombang. Kita lakukan penyisiran,” ujar Dimas pada Minggu (16/11/2025).

Menurut penjelasan Dimas, dugaan kuat terhadap P sebagai pelaku pembunuhan terhadap Tri Retno menguat berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Di antaranya, rumah korban yang ditemukan terkunci dari dalam saat ditinggalkan.

Selain itu, sepeda motor milik korban yang biasa dipakai P untuk mengantar Tri Retno berjualan kopi juga hilang. Yang lebih mencurigakan, tidak ditemukan kerusakan pada pintu atau jendela rumah korban, menandakan tidak ada tanda-tanda pembobolan atau perampokan.

Lalu, saat penemuan jasad korban hingga sekarang, P menghilang Bersama sepeda motor korban. “Untuk barang berharga lainnya tidak ada yang hilang,” lanjutnya.

Lebih lanjut, hasil autopsi oleh dokter forensik mengungkapkan bahwa kematian Tri Retno tidak wajar. Terdapat bekas kekerasan akibat benda tumpul pada tubuh korban yang menjadi penyebab utama kematiannya.

“Berdasarkan keterangan dari tetangga, pasangan suami istri ini beberapa kali terjadi cekcok. Namun tidak sampai terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga),” ujar Dimas, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Tuban.

Penemuan jasad Tri Retno bermula pada Senin (10/11/2025), saat anak korban, Eko Nursoleh (40), merasa khawatir karena tidak bisa menghubungi ibunya. Eko yang ingin mengirimkan buah jeruk untuk ibunya mendapati bahwa seluruh pintu rumah terkunci.

Eko pun menggantungkan jeruk di gagang pintu. Namun, hingga Kamis (13/11/2025), jeruk tersebut tidak juga diambil, dan bau busuk mulai tercium dari dalam rumah. Eko yang curiga akhirnya mendobrak pintu belakang rumah dan menemukan ibunya sudah tak bernyawa, tertutup selimut di dalam rumah. [suf]