Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memobilisasi sumber daya yagn dimiliki untuk memulihkan jaringan di wilayah terdampak, khususnya Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tantangan pemulihan adalah ketersediaan pasokan listrik.
Vice President Corporate Communications dan Social Responsibility Telkomsel Abdullah Fahmi menyatakan prioritas perusahaan saat ini bergeser pada pemulihan layanan di daerah tersebut.
Dia mengatakan tantangan paling krusial dalam pemulihan ini adalah ketersediaan pasokan listrik. Pasalnya, kondisi kelistrikan di lokasi bencana juga masih terkena gangguan.
“Tantangan paling penting dalam pemulihan jaringan adalah recovery dari PLN, karena listrik di lokasi terdampak seringkali dalam keadaan off,” kata Abdullah di Jakarta Jumat (28/11/2025).
Tantangan di lapangan cukup berat mengingat kerusakan infrastruktur yang signifikan di tiga provinsi tersebut.
Berdasarkan laporan terbaru, sekitar 60% site Telkomsel di Aceh terdampak akibat banjir langsung dan kerusakan infrastruktur publik. Sementara itu, 12% Base Transceiver Station (BTS) di Sumatera Utara dan 11,03% BTS di Sumatera Barat dilaporkan mengalami down atau mati total.
Selain masalah energi, tim teknis Telkomsel juga menghadapi kendala akses fisik yang ekstrem. Di Aceh contohnya, tim pemulihan kesulitan menjangkau lokasi site karena akses jembatan yang terputus. Hal ini menghambat mobilisasi peralatan dan teknisi ke titik-titik vital.
Adapun untuk mengatasi kendala tersebut, Telkomsel terus berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah setempat guna mencari solusi aksesibilitas. Telkomsel berharap proses speed recovery ini dapat segera tuntas agar masyarakat dapat kembali berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan kerabat mereka.
“Telkomsel telah menggerakkan semua sumber daya dan network untuk membantu layanan telekomunikasi kembali beroperasi,” kata Abdullah.
Namun, di tengah fokus penanganan krisis tersebut, Telkomsel tidak mengendurkan langkah dalam strategi pengembangan teknologi 5G di seluruh Indonesia.
Telkomsel menerapkan strategi dengan menyiapkan lebih dari 5.000 BTS 5G. Langkah ini diambil meskipun perusahaan dihadapkan pada tantangan keterbatasan spektrum frekuensi 5G yang tersedia saat ini.
VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel Nizar Fuad mengatakan Telkomsel tetap akan membangun itu sesuai dengan demand dari market meskipun bertahap.
“Masih terbatas (spektrum) tapi itu tidak menghalangi kami untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujarnya di Jakarta.
Layanan 5G dirancang untuk mengakomodasi lonjakan lalu lintas data pada aktivitas gaya hidup digital, seperti video streaming, game online, dan media sosial. Secara khusus, teknologi ini ditujukan untuk memanjakan segmen content creator atau “TikTokers” yang membutuhkan kualitas video lebih bagus serta koneksi yang stabil dan cepat. (Muhammad Diva Farel Ramadhan).
