Jombang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Jombang akan menutup seluruh pasar hewan di wilayahnya dalam waktu dekat. Kebijakan ini diambil sebagai langkah untuk memutus rantai penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi yang terus meningkat.
Hingga saat ini, jumlah kasus PMK di Jombang telah mencapai 600 dengan total kematian 49 ekor sapi. Pekan lalu, jumlah kasus masih berada di angka 400-an dengan 19 ekor sapi yang mati.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, M Saleh, menyatakan bahwa penutupan pasar merupakan langkah paling efektif untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas dan mengendalikan lalu lintas ternak dari luar daerah.
“Hasil koordinasi tadi juga sudah ada keputusan dalam waktu dekat, salah satunya soal penutupan pasar hewan. Itu solusi terbaik untuk menutup arus lalu lintas hewan dari beberapa kota, karena kabupaten/kotatetangga juga sudah ditutup,” ungkap Saleh, Kamis (16/1/2025).
Meski demikian, Saleh belum dapat memastikan kapan pasar hewan di Jombang akan resmi ditutup. Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu Surat Edaran (SE) dari Bupati Jombang sebagai dasar hukum pelaksanaan kebijakan tersebut.
“Kita harus menunggu SE (surat edaran) dulu dari bupati, ini sedang berproses. Pokoknya dalam waktu dekat ini, satu sampai lima hari,” tambahnya.
Lebih lanjut, Saleh menegaskan bahwa lonjakan kasus PMK di Jombang masih terus terjadi. Oleh karena itu, pihaknya berharap bantuan dari pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi, terutama dalam hal distribusi vaksin PMK.
“Saat ini jumlah sapi yang terinfeksi PMK kisaran 600 ekor. Kami juga menunggu bantuan pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi, kaitannya dengan vaksin PMK,” pungkas mantan Kepala Dinas Sosial Jombang tersebut. [suf]
