Target Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Turun, MTI: Balik Modal Lebih Panjang

7 September 2023, 20:00

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menanggapi PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC) yang menurunkan target penumpang harian Kereta Cepat Jakarta-Bandung di awal operasinya.Menurut Aditya, penurunan target penumpang harian itu sejalan dengan permintaan masa konsesinya yang juga diperpanjang dari 50 tahun menjadi 80 tahun.“Ya waktu balik modalnya pasti akan panjang,” ujar dia saat dihubungi pada Kamis, 7 September 2023.Sumber Tempo yang mengetahui proyek sepur kilat itu mengatakan perseroan mengusulkan perubahan asumsi penumpang harian untuk rencana kerja dan anggaran perusahaan 2023 dari target awal 31 ribu penumpang per hari menjadi 10 ribu penumpang.Penurunan itu mempertimbangkan konektivitas stasiun (akses stasiun), operasional, informasi dan tiketing, serta perspektif penumpang dan pemangku kepentingan. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi tidak membantah soal penurunan target penumpang itu. Pria yang akrab disapa Edo itu mengatakan perusahaan terus melakukan eevaluasi target penumpang dari empat stasiun yang ditargetkan akan beroperasi pada 1 Oktober 2023.”Kami akan evaluasi terus dengan kondisi yang se-riil mungkin yang ada dan yang kita hadapi sekarang,” ujar Edo di Stasiun Halim, Jakarta Timur, kemarin.Iklan

Langkah tersebut menjadi yang kedua kalinya KCIC merevisi target penumpang harian kereta cepat itu. Dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada akhir Desember 2022, Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi sempat menyampaikan bahwa target penumpang harian sebesar sekitar 30 ribu penumpang itu turun dari semula 60 ribu penumpang per hari.Lebih jauh, Aditya menjelaskan, pada asumsi penumpang harian sebelumnya, di mana per hari 31 ribu penumpang, balik modalnyua bisa 38 tahun. Asumsi tersebut, kata dia, bisa dibilang tidak terlalu pesimis bagi KCIC. Namun, tetap harus melihat realitas di lapangannya.“Shifting itu enggak bisa diharapkan langsung besar kalau dampak atau benefitnya itu belum langsung di rasakan,” kata Aditya.Sehingga, dia melanjutkan, memang harus ada penyesuaian mengenai target okupansi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu. “Cuma memang dampaknya nanti kalau mau dihitung ulang mestinya tidak akan ketemu ke 38 tahun lagi, bisa lebih dari itu,” tutur dia.Pilihan Editor: Target Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Turun, Ini Penjelasan PT KCIC

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Kab/Kota

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi