Target Lifting Minyak 1 Juta BOPD di 2030 Bakal Mundur 2-3 Tahun, Ini Alasannya

17 March 2024, 13:09

Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd KorolSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bakal mereview kembali Long Term Plan (LTP) lifting minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) di tahun 2030.Hal ini menyusul desakan dari para anggota Komisi VII DPR yang menilai target tersebut kurang realistis, sebab realisasi lifting minyak saat ini masih sangat jauh. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, membeberkan LTP terganjal pandemi COVID-19.LTP tersebut, kata Dwi, merupakan hasil kajian beberapa proyek dan kesempatan yang memungkinkan lifting migas Indonesia bisa mencapai 1 juta BOPD dan 12 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) di tahun 2030. LTP tersebut juga sudah mendapatkan persetujuan dari seluruh kontraktor.Adapun realisasi lifting minyak mencapai sepanjang tahun 2023 mencapai 605 ribu BOPD. Sementara target lifting minyak di tahun 2024 sesuai APBN sebesar 635 ribu BOPD dan berdasarkan work, program and budget (WPnB) targetnya 596 ribu BOPD.”Namun di akhir 2019 dan 2020, kita menghadapi pandemi COVID-19 yang begitu banyak kegiatan sangat terbatas yang bisa kita lakukan, baik di lapangan dan proyek, sehingga terjadi kemunduran-kemunduran,” kata Dwi saat RDP Komisi VII DPR.Karena pandemi tersebut, ditambah dengan LTP belum dikaji kembali setelah 5 tahun lamanya serta realisasi lifting, Dwi membuka kemungkinan ada kajian ulang LTP tersebut menjadi mundur sekitar 2-3 tahun.”Ini kita lakukan dan sebenernya kita sudah mendapatkan resumenya, tapi belum secara resmi kita launching, untuk menjadi LTP baru yang intinya memang mundur sekitar 2-3 tahun karena diakibatkan pandemi yang kita hadapi,” jelas Dwi.Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (31/11). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparanDia menyebutkan, resume atau ringkasan dari perubahan LTP ini sudah dibuat dengan merencanakan beberapa proyek yang akan produksi (on stream) hingga tahun 2027.”Memang salah satu hal, khususnya 2023 mundurnya proyek Forel (Forel-Bronang Medco E&P Natuna Ltd) yang kita harap berkontribusi sekitar 10-15 ribu itu terpaksa semuanya mundur ke 2024 ini Insyaallah,” tuturnya.Untuk mengkaji LTP baru ini, SKK Migas akan menggandeng beberapa ahli seperti dari perguruan tinggi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) yang hasilnya nanti dilaporkan kepada Komisi VII DPR.Ditemui usai rapat, Dwi menegaskan bahwa hanya LTP lifting minyak saja yang kemungkinan akan mundur hingga 2-3 tahun. Sementara lifting atau salur gas tidak ikut mundur karena banyaknya proyek yang akan on stream sebelum tahun 2030, terutama Lapangan Abadi Masela.Realisasi lifting gas sepanjang tahun 2023 sudah tidak mengalami penurunan. Realisasinya naik (incline) 1 persen menjadi 5.378 MMSCFD. Target lifting gas dalam WPnB di 2024 ditentukan sebesar 5.544 MMSCFD.”Untuk gas dengan Abadi Masela tetap kita dorong, sesungguhnya sampai 2030 kita sudah dapat sekitar 11 ribu (BCF), lebih tinggal nanti beberapa proyek kecil yang lain apakah kita bisa dorong tetap 12 ribu BCF untuk tahun 2030. Kita mungkin kalau gas lebih optimistis,” kayanya.

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi