Kediri (beritajatim.com) – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito menindaklanjuti laporan tindakan asusila oleh anak-anak di bawah umur. Mbak Cicha merasa prihatin hingga meneteskan air matanya.
“Saya dengar anak-anak bisa melakukan perbuatan seperti itu (tindak asusila). Kaget banget,” kata Mbak Cicha, saat Rapat Pengurus dan Pleno PKK Kabupaten Kediri di Pendopo Panjalu Jayati Kediri.
Betapa tidak. Tindakan asusila itu melibatkan pelajar di bawah umur. Bahkan, hingga terjadi anak hamil di luar nikah.
Menurut dia, perbuatan menyimpang itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Selain perkembangan teknologi yang masif, kurangnya bimbingan dan pengawasan keluarga dan individu terdekat bagi anak, juga akibat dari kurangnya pemahaman pendidikan karakter pada anak.
Untuk itulah, Mbak Cicha mendorong peran kader PKK untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, termasuk melakukan kolaborasi bersama pihak puskesmas, posyandu, dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) sebagai salah satu tempat pembentukan karakter pada anak.
Tidak hanya itu, para kader PKK juga diminta untuk bersinergi dengan pihak sekolah di kecamatan masing-masing dalam hal memberikan sosialisasi pencegahan tindakan asusila terhadap generasi muda.
“Mohon bantuannya untuk melakukan pendekatan, Kita ciptakan lingkungan yang lebih sehat, tidak menormalisasi tindakan yang menyimpang, bisa ditegur secara halus demi masa depan yang terbaik untuk anak-anak Kabupaten Kediri,” pintanya.
Istri Bupati Mas Dhito itu menilai, para generasi muda memerlukan perhatian khusus supaya dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal tanpa memerlukan tindakan asusila, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual.
Mbak Cicha mencontohkan, pengembangan sumber daya manusia seperti sosialisasi perihal pencegahan tindakan asusila di sekolah telah dilakukan di Kecamatan Kandat dan Banyakan. Dengan begitu, pihaknya berharap hal serupa dapat dilakukan kader PKK di kecamatan masing-masing. [nm/aje]