Sidoarjo (beritajatim.com) – Setelah dua kali mengalami dugaan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh Ris (44) suaminya sendiri, Esya (40) pengajar asal Buduran, Sidoarjo, memilih membawa kasusnya ke ranah hukum.
Esya melaporkan perbuatan Ris yang merupakan perangkat di desanya itu ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Sidoarjo.
Bahkan atas tekad bulatnya itu, Esya tidak merasa khawatir nantinya akan bisa berujung perpisahan dengan suaminya yang gampang main tangan dan sudah tidak setia itu.
“Saya sudah merasa tidak dihargai sebagai istri lagi,” ucap Esya didampingi penasehat hukumnya Roni SH, Sabtu (4/11/2023).
BACA JUGA:
Rumah di Sidoarjo Diduga Dirampok, Penghuni Meregang Nyawa
Kejadian kekerasan yang dialaminya terhitung sudah tiga kali. Tahun 2020 pernah dicekik bagian lehernya dan dilempar sepatu.
Usai kejadian, kasusnya dilaporkan ke polisi. Namun, laporan itu ia cabut karena suaminya berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya di dalam maupun di luar rumah
“Karena dulu dimediasi pihak polisi dan suami sanggup menjadi lebih baik lagi, akhirnya laporan saya cabut. Tapi setelahnya, saya menilai suami saya masih berkelakuan sama dan tidak berubah,” terangnya.
Surat laporan korban Esya atas perbuatan suaminya di Polresta Sidoarjo
Kaum hawa berprofesi sebagai guru itu menceritakan, kekerasan yang dialaminya awal bulan lalu berawal, dirinya yang akan berangkat mengajar di pagi hari, mempertanyakan soal uang belanja kepada suaminya.
Namun pertanyaan itu dibalas dengan sikap yang tidak diharapkan hingga akhirnya terjadi cekcok mulut dan bertengkar. Ditanya baik-baik malah bersikap tidak baik. Cincinnya yang dipegang oleh suami, ia rebut, tapi suaminya tetap mempertahankan hingga dirinya terpelanting jatuh memutar.
“Ini bibirnya saya sampai biru kena tangan suami karena tidak boleh mengambil cincin saya sendiri. Luka bibir dan tangan saya juga sudah divisum oleh polisi saat laporan,” ungkapnya sambil menunjukkan bagian bibir yang memar.
BACA JUGA:
Bos Sipoa Meninggal Dunia di Lapas Porong Sidoarjo
Esya mengaku, perbuatan suaminya itu muncul setelah ada dugaan punya hubungan khusus dengan wanita lain. “Saya sudah mendengar dan melihat kenyataan di luar. Kalau seperti ini, kenapa dipertahankan. Malah suami saya juga koar-koar di luar dan ke banyak orang kalau dirinya sudah tidak harmonis dengan saya lagi,” tandasnya.
Ris dihubungi melalui ponselnya nomor, tidak memberikan tanggapan. Begitu juga konfirmasi wartawan ini via pesan aplikasi WhatsApp juga tidak dibalas.
Kepala Desa Dukuh Tengah Kecamatan Buduran H. Chusnul A menyatakan dirinya tidak berani memberikan tanggapan soal kasus yang diduga menimpa bawahannya.
“Saya nggak bisa kasih tanggapan. Itu persoalan interen keluarga. Ben (biar) mereka berdua saja yang menyelesaikan,” jawabnya via pesan WhatsApp [isa/beq]