Surabaya Butuh Rusunami untuk Gen Z, DPRD: Sulap Gedung Mangkrak Jadi Hunian Mandiri

Surabaya Butuh Rusunami untuk Gen Z, DPRD: Sulap Gedung Mangkrak Jadi Hunian Mandiri

Surabaya (beritajatim.com) – Keterbatasan lahan dan melonjaknya harga tanah di kota besar seperti Surabaya mendorong perlunya inovasi dalam penyediaan hunian.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi, menilai pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) adalah solusi tepat, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z dan kelompok sandwich generation.

Pernyataan tersebut disampaikan Azhar usai melakukan kunjungan kerja ke Rusun Pasar Rumput Jakarta, Kamis (5/6/2025). Dalam tinjauan itu, dia melihat langsung bagaimana konsep hunian vertikal dapat menjawab kebutuhan masyarakat urban yang ingin tinggal dekat pusat aktivitas namun tetap dengan harga terjangkau.

“Rusun itu menjadi pilihan tempat tinggal para Gen Z. Banyak yang tinggal di Rusun Pasar Rumput karena harganya terjangkau dan cukup untuk kebutuhan dasar mereka, seperti istirahat dan mobilitas kerja,” ujar Kahfi.

Meski rusun tersebut dibangun dengan dana hibah dari pemerintah pusat, Kahfi menyebut bahwa semangat dan manfaatnya patut ditiru. Dia juga menyebutkan skema inklusif yang diterapkan di Jakarta, di mana penghuni tidak harus warga DKI, cukup dibuktikan dengan surat keterangan kerja.

“Penghuninya boleh bukan warga Jakarta, asalkan bekerja di Jakarta. Ini langkah realistis untuk membantu pekerja muda yang ingin hidup mandiri tapi belum mampu beli rumah pribadi,” katanya.

Politisi Gerindra ini menilai bahwa swasta perlu membaca peluang ini. Menurutnya, karakter Gen Z Surabaya yang ingin hidup mandiri dan terlepas dari beban keluarga adalah ceruk pasar yang belum banyak digarap dalam sektor perumahan.

“Karakter anak muda sekarang itu pengen mandiri. Yang penting ada tempat tinggal cukup untuk beristirahat dan esoknya bisa lanjut kerja. Ini yang harus difasilitasi,” jelasnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama DPRD sedang menyusun regulasi yang mendukung investasi swasta dalam pembangunan rusunami, termasuk kemungkinan pemanfaatan gedung-gedung mangkrak yang tak terpakai di Surabaya.

“Surabaya ini sebenarnya mengundang investor. Potensinya sudah ada. Tinggal bagaimana kita dorong lewat regulasi dan beri kepastian hukum agar swasta mau masuk. Sulap gedung-gedung mangkrak jadi rusunami,” kata mantan Ketua Cabang HMI Surabaya ini.

Rusun Pasar Rumput sendiri terdiri dari 1.984 unit yang dibangun di atas pasar tradisional, dilengkapi dengan dua kamar tidur, pantry, dan ruang tamu. Konsep mixed-use development seperti ini, menurut Kahfi, bisa menjadi model percontohan untuk kota-kota besar lainnya, termasuk Surabaya.

“Kami di komisi A berkomitmen mendorong kolaborasi multipihak demi menghadirkan hunian vertikal layak dan terjangkau, terutama bagi generasi muda yang menjadi tulang punggung masa depan kota Surabaya,” tandas Kahfi. [ADV/asg]