Bisnis.com, JAKARTA – Operator tambang tembaga terbesar dunia Escondida di Chili, BHP, bakal melakukan sejumlah strategi guna mempertahankan posisinya sebagai jawara produsen ‘prime mineral’ global.
Hal tersebut terungkap dalam ajang CRU World Copper Conference 2025 belum lama ini. Dalam ajang tersebut, Presiden Escondida di BHP Alejandro Tapia mengungkapkan sejumlah peluang dan tantangan yang bakal dihadapi Chili untuk dapat memenuhi permintaan tembaga di pasar global, yang diperkirakan meningkat 70% pada 2050.
Dia mengungkapkan bahwa BHP bermaksud untuk melanjutkan rencana investasinya yan diumumkan untuk tiga operasinya di Chili dengan total nilai US$13 miliar, yang akan dilaksanakan selama satu dekade ke depan.
Alejandro menjelaskan bahwa agar rencana ini dapat berkembangkan, maka harus bertindak dengan rasa urgensi apabila menginginkan proyek-proyek pertumbuhan.
“Persaingan akan ketat di luar negeri, dan Chili tidak boleh melewatkan kesempatan atau posisi kepemimpinannya,” katanya dalam keterangan resminya, Senin (14/4/2025) waktu setempat, atau Selasa (15/4/2025) WIB.
Dia menambahkan bahwa apabila perusahaan memenuhi persyaratan yang diperlukan dan standar lingkungan yang tinggi, maka proyek investasi tidak akan memakan waktu yang lama untuk dilaksanakan.
Menurutnya, operasi BHP di Chili mencakup 27% dari produksi negara ini dan memebrikan kontribusi yang dignifikan terhadap pembangunan ekonomi Chili. Bahkan, imbuhnya, menjadi kontributor terbesar di negara tersebut saat ini.
Alejandro mengungkapkan bahwa pada tahun fiskal 2024, aset BHP di Chili menyumbang US$9,4 miliar atau hampir 3% dari produk domestik bruto (PDB) negara ini dalam bentik royalti dan pajak, melalui investasi sosial, pemasok, dan tenaga kerja.
Dalam konteks ini, imbuhnya, tambang Escondida pada tahun lalu mengumumkan rencana investasi hingga US$10 miliar, dengan optimalisasi konsentrator Laguna Seca sebagai proyek perdana, yang melibatkan investasi sekitar US$2,3 miliar. Untuk inisiatif ini, perusahaan baru-baru ini juga mulai memproses Environmental Impact Declaration (DIA).
“Kami siap memulai pelaksanaan bahkan tahun ini jika kami memperoleh persetujuan izin yang diperlukan,” ujarnya.
Sementara itu, pada tambang Spence di Chili, BHP juga telah mengalokasikan investasi sebesar US$1,3 miliar untuk rencana pertumbuhannya yang mencakup penyerahan Environmental Impact Study pada Februari guna memperpanjang umur operasi hingga 2039.
Khusus untuk tambang Cerro Colorado, imbuhnya, BHP secara aktif menjajaki kemungkinan pembukaan kembali pada 2028 dengan tujuan memperpanjang umur tambang setidaknya 20 tahun tambahan yang diproyeksi membutuhkan investasi sebesar US$1,3 miliar.
Alejandro menegaskan bahwa hal ini adalah rencana pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang berlandaskan pada keunggulan operasional dan standar lingkungan tertinggi.
Ini tidak hanya akan berdampak positif pada perusahaan tetapi juga akan memberikan nilai tambah yang substansial bagi negara, masyarakatnya, dan wilayah tempat kami beroperasi. Di BHP, kami siap untuk melaksanakannya,” jelasnya.
Data Nasdaq Inc. (operator tiga pasar saham di Amerika Serikat) menunjukkan bahwa Chili memproduksi 5,3 juta ton tembaga pada 2024. Hal ini menjadikan negara ini sebagai jawara produsen tembaga dunia yang menyumbang sekitar 23% pasokan tembaga dunia pada tahun lalu.
Data yang dipublikasikan pada Februari 2025 itu menunjukkan bahwa Escondida merupakan tambang tembaga terbesar dunia dengan rata-rata produksi tahunan mencapai 2 juta ton.
Sementara itu, data S&P Global menunjukkan bahwa produksi tembaga Chili diperkirakan pulih dan mencapai 6 juta ton pada 2025 seiring dengan mulai berproduksinya tambang-tambang baru di negara ini.