Sulap Starlink Jadi Pusat Data di Luar Angkasa

Sulap Starlink Jadi Pusat Data di Luar Angkasa

Bisnis.com, JAKARTA — CEO SpaceX Elon Musk mengungkapkan rencana ambisius untuk menjadikan satelit Starlink generasi mendatang sebagai pusat data yang mengorbit di luar angkasa. Selama ini, Starlink dikenal sebagai penyedia layanan internet berkecepatan tinggi, tapi Musk menilai teknologi tersebut bisa dikembangkan lebih jauh.

Melansir laman PCMag pada Senin (3/11/2025) Musk mengungkapkan konsep tersebut bukan hal yang mustahil karena fondasinya sudah tersedia melalui satelit Starlink generasi ketiga (V3) yang dirancang mampu menyalurkan internet hingga kecepatan gigabit. 

“Dengan meningkatkan skala satelit Starlink V3 yang sudah memiliki koneksi laser berkecepatan tinggi, hal ini bisa diwujudkan. SpaceX akan melakukannya,” tulis Musk di akun X.

Gagasan tersebut muncul di tengah meningkatnya minat global terhadap pembangunan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) di luar angkasa, yang dinilai dapat mengurangi dampak lingkungan akibat konsumsi energi besar di Bumi.

Berdasarkan dokumen yang diajukan ke otoritas terkait, setiap satelit V3 diperkirakan memiliki bobot hingga 2.000 kilogram, atau hampir empat kali lipat lebih berat dibandingkan dengan satelit Starlink V2 Mini. Peluncurannya membutuhkan roket raksasa Starship buatan SpaceX yang saat ini masih dalam tahap uji coba.

Musk mengisyaratkan satelit V3 berukuran lebih besar nantinya dapat menampung kemampuan komputasi tambahan untuk menjalankan beban kerja AI secara langsung di orbit. Dengan begitu, pelanggan dapat mengakses satelit tersebut dari jarak jauh untuk melakukan pelatihan AI, memanfaatkan koneksi berkecepatan tinggi yang dimiliki jaringan Starlink.

Salah satu tantangan utama dalam mengoperasikan pusat data di luar angkasa adalah menjaga konektivitas, mengingat satelit terus bergerak mengelilingi Bumi dan tidak selalu berada dalam jangkauan pengguna di darat. 

Namun SpaceX telah memiliki solusi melalui sistem laser antar-satelit yang memungkinkan transfer data hingga 200 Gbps, membentuk jaringan mesh di luar angkasa. Meski demikian, rencana ini masih perlu waktu untuk direalisasikan, mengingat SpaceX saat ini juga tengah fokus mengembangkan roket Starship dan mempersiapkan misi pengiriman manusia ke Bulan dan Mars.

Sementara itu, perusahaan rintisan bernama Starcloud juga tengah menyiapkan uji coba satelit pusat data miliknya yang dilengkapi GPU Nvidia H100 untuk pelatihan AI. 

Starcloud menargetkan membangun jaringan pusat data orbit yang terhubung dengan Starlink dan memanfaatkan energi matahari sebagai sumber daya utama. Satelit uji coba tersebut dijadwalkan meluncur menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 2 November.