Strategi Jakarta pada Musim Hujan Akhir 2023

30 November 2023, 19:42

INFO NASIONAL – Kemarau panjang sebagai dampak El Nino mulai berlalu. Jakarta kembali menyambut hujan sejak awal November 2023. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin gencar mengantisipasi ancaman banjir yang masih mengintai.Dinas Sumber Daya Air (DSDA) sebagai pemegang komando tata kelola air di Jakarta telah melakukan berbagai persiapan atau mitigasi penanganan banjir sepanjang tahun. “Ada upaya-upaya secara struktural dengan infrastruktur dan non-struktural atau non-infrastruktur yang dilakukan,” ujar Ketua Subkelompok Pembangunan Pengendalian Banjir dan Drainase, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Maman Supratman, dalam Podcast bertajuk “Kenali Lebih Dekat Pengelolaan Sumber Daya Air dari Hulu ke Hilir” pada Rabu, 29 November 2023.Untuk memahami upaya struktural dan non-struktural yang dijalankan Pemprov DKI Jakarta melalui DSDA, berikut uraiannya.Bakti Kita untuk JakartaUpaya non-infrastruktur berarti melibatkan partisipasi berbagai kalangan di masyarakat. Langkah termutakhir Pemprov DKI yakni melalui kegiatan “Bakti Kita untuk Jakarta” pada Ahad, 19 November 2023 silam. Gerakan bersih-bersih secara serentak di seluruh ibu kota ini baru kali pertama terjadi. Kegiatan yang dilakukan dari pembersihan saluran air, selokan, hingga kanal atau sungai. Peserta melibatkan lapisan masyarakat dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan, RT/RW, sampai Aparatur Sipil Negara (ASN) tingkat wali kota dan kabupaten (Kepulauan Seribu).Kegiatan kerja bakti massal ini menargetkan pengangkutan lumpur dari seluruh sungai sebanyak 672.206 meter kubik yang dibagi menjadi empat skala kegiatan, yaitu kota, kecamatan, warga, dan berkelanjutan. Titik pelaksanaan dalam skala kota dilakukan dengan pengerukan sepanjang 25,087 kilometer. Rinciannya yaitu Jakarta Utara 7,2 kilometer, Jakarta Barat 6,3 kilometer, Jakarta Pusat 3,56 kilometer, Jakarta Timur 3,21 kilometer, serta Jakarta Selatan 4,8 kilometer.Sementara, dalam skala kecamatan dilaksanakan di titik sungai atau saluran penghubung sesuai kecamatan masing-masing. Hal ini ditujukan untuk memastikan agar kawasan di kecamatan tersebut bersih dari sampah serta mengurangi pendangkalan di kawasan sungai dan drainase.Saat membuka kegiatan ini, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengajak semua warga ikut kerja bakti dan gotong royong membersihkan sungai hingga parit. “Tanggung jawab penanganan banjir tidak hanya ada di Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup, dan bukan juga pemerintah daerah, tetapi anggota masyarakat juga. Minimal membersihkan lingkungan di sekitar rumahnya masing-masing,” tegasnya.Kendalikan Banjir di HuluJakarta merupakan kota yang berada di bagian hilir. Sedangkan hulunya di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sedangkan wilayah tengahnya berada di Depok, Jawa Barat. Terdapat 13 sungai yang mengalir di Jakarta, yakni Kali Ciliwung, Kali Baru Barat, Kali Cideng, Kali Krukut, Kali Grogol, Kali Pesanggrahan, Kali Angke, Kali Baru Timur, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Cakung, serta Kali Jati Kramat.“Sungai erat kaitannya dengan daya rusak. Jakarta ada di hilir, kita harus bisa mengendalikan daya rusaknya, sehingga banjir dapat diminimalkan,” ucap Maman. Sebagai langkah pengelolaan lalu lintas air secara terintegrasi, Jakarta sudah memiliki Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kanal Banjir Timur (KBT). Sejatinya, Kali Ciliwung masuk ke KBB. Namun, sebagian juga mengalir ke KBT, setelah Sodetan Ciliwung akhirnya tuntas dibangun pada era kepemimpinan Heru Budi dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 31 Juli 2023 lalu.“Di hulu kita bekerja sama dengan pemerintah pusat dengan menahan debit air, misalnya melalui Bendungan Ciawi dan Sukamahi,” kata Maman. Fungsi bendungan ini untuk mengurangi kerentanan banjir kawasan Jakarta.Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kehadiran Bendungan Ciawi dan Sukamahi mampu mengurangi debit air Kali Ciliwung yang sebelumnya sekira 56,52 meter kubik per detik menjadi 41,05 meter kubik per detik. Iklan

Kemudian, di Bendungan Katulampa, Bogor, debit air turun menjadi 427,84 meter kubik per detik, setelah sebelumnya 563,11 meter kubik per detik. Sementara, di Pintu Air Manggarai, debit air turun 11,9 persen, dari 655,03 meter kubik per detik menjadi 577,05 meter kubik per detik.“Untuk daerah hulu, kalau lihat perencanaan nasional sebagai konservasi. Di hulu bisa menambah ruang-ruang tampungan sehingga menjaga resapan-resapannya. Itu yang kita harapkan agar air masuk ke Jakarta tidak terlalu tinggi,” tutur Maman.Kendalikan Banjir di HilirMenurut Maman, terdapat tiga tipologi banjir, yakni banjir kiriman dari hulu, banjir lokal karena resapan air kurang di Jakarta, dan banjir rob yang disebabkan pasang surut air laut.Adapun pengendalian banjir di hilir atau di Jakarta melalui berbagai cara. Dari pembangunan waduk; normalisasi dan restorasi sungai; pembangunan breakwater; mengelola drainase kota; pembangunan embung, polder, atau kolam retensi; hingga pengerukan lumpur sungai secara berkala.Sampai Oktober 2023, lumpur sungai di Jakarta telah berjalan di 304 lokasi, dengan total pengerukan mencapai 1,1 juta meter kubik. Sedangkan dalam menanggulangi banjir, DSDA menyiapkan 549 unit pompa stasioner di 195 lokasi, 240 unit alat berat (ekskavator), pompa mobile sebanyak 566 unit, serta pintu air sebanyak 799 unit di 547 lokasi. “Kita juga merancang (embung, retensi air, dan polder) bukan hanya sebagai pengendali banjir, melainkan ada manfaat lain untuk penghijauan dan berolahraga. Contohnya di Brigif (Jakarta Selatan) dan Pondok Rangon (Jakarta Timur) kita bangun yang multifungsi. Jadi sekaligus untuk konservasi, mampu meresepkan dan menahan air tanah,” ungkapnya.Dalam menjalankan penghijauan ini, DSDA telah menanam lebih dari 57.000 pohon mangrove, 77.000 pohon pelindung, serta 4.000.000 tanaman hias di seluruh wilayah Jakarta. Sementara terkait pencegahan terhadap banjir rob, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan pemerintah pusat (Kementerian PUPR) membangun tanggul di sepanjang garis pantai. “Jadi ketika terjadi banjir rob, maka tidak masuk ke Jakarta Utara,” ucap Maman.Pembangunan tanggul ini merupakan bagian proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Terdiri dari pembangunan tanggul pantai dan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall. Tanggul pantai termasuk dalam proyek NCICD Fase A. Sedangkan tanggul laut termasuk dalam NCICD Fase B dan C. Tanggul pantai yang sudah dibangun hingga awal 2023 sepanjang 13 kilometer. Tetapi, baru sekitar 30 persen dari target yang mencapai 46 kilometer.Informasi Banjir untuk MasyarakatBerpengalaman menghadapi banjir yang selalu hadir setiap tahun di Jakarta, DSDA DKI juga menyiapkan sarana pertolongan pertama. Mulai dari tenda, velbed, perahu dan sekoci, ban penyelamat atau ring buoy, jaket penyelamat, hingga bilik isolasi. Masyarakat juga dapat memantau informasi banjir melalui akun Instagram @bpbddkijakarta atau situs pantaubanjirjakarta.go.id. “Masyarakat juga dapat melaporkan kalau ada kejadian banjir lewat sistem aplikasi JAKI, di situ ada,” sebut Maman.Melalui pantau banjir, lanjutnya, masyarakat dapat mengantisipasi lebih dini ketika mendapat informasi debit air di Katulampa. “Kan ada interval sepuluh jam, air dari Bogor sampai ke Jakarta. Selama menunggu waktu tersebut, masyarakat yang rumahnya langganan banjir bisa mulai angkut-angkut barang ke lantai dua, misalnya,” urai Maman.Ia pun kembali mengingatkan agar seluruh masyarakat Jakarta membantu mencegah banjir. Pasalnya, Maman kerap menjumpai sampah besar di sungai, semisal plastik, kayu, hingga furnitur. “(Masyarakat) dapaat berpartisipasi untuk tidak membuang sampah ke saluran atau ke sungai, karena kondisi tersebut bisa berdampak pada terhambat aliran di saluran drainase maupun di kali,” pungkasnya. (*)

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi