Starlink Bukan Pilihan, Proyek Internet di AS justru Mengalir ke Kuiper Amazon

Starlink Bukan Pilihan, Proyek Internet di AS justru Mengalir ke Kuiper Amazon

Bisnis.com, JAKARTA — Negara bagian Wyoming, Amerika Serikat, memilih proyek satelit internet milik Amazon, Kuiper, untuk memperluas layanan internet berkecepatan tinggi ke lebih dari 15.000 lokasi yang masih minim akses. 

Keputusan ini diambil meskipun Kuiper hingga kini belum resmi meluncurkan layanan komersialnya.

Melansir laman PCMag pada Rabu (3/9/2025) langkah tersebut menjadi bagian dari program Broadband Equity, Access, and Deployment (BEAD), yang memanfaatkan dana federal untuk memperluas konektivitas internet serta menutup kesenjangan akses digital di Wyoming. 

Berdasarkan proposal yang diajukan, Kuiper ditugaskan untuk melayani sekitar 40% dari total 38.000 lebih lokasi sasaran. Atas komitmen ini, Amazon akan menerima subsidi hampir US$10 juta atau sekitar Rp164,18 miliar.

Sebaliknya, pesaing utamanya, Starlink milik SpaceX, hanya ditugaskan melayani 629 lokasi dengan dukungan pendanaan sekitar US$1 juta atau sekitar Rp16,42 miliar.

Adapun porsi terbesar, lebih dari US$198 juta, tetap dialokasikan bagi penyedia jaringan serat optik (fiber) dan nirkabel tetap (fixed wireless), menurut keterangan eksekutif pemasaran broadband Doug Adams.

Proposal Wyoming muncul setelah pemerintahan Trump merevisi aturan BEAD dengan menekankan prinsip netralitas teknologi dan efisiensi biaya. Revisi ini membuka peluang lebih besar bagi penyedia internet satelit untuk ikut bersaing mendapatkan dana federal.

Beberapa negara bagian seperti Montana, Ohio, Colorado, dan kini Wyoming, mulai mengalokasikan sebagian besar proyek BEAD untuk layanan satelit. 

Namun, banyak negara bagian lain tetap mengutamakan jaringan fiber yang dianggap lebih cepat dan stabil. Kondisi tersebut mendorong SpaceX meminta Departemen Perdagangan AS turun tangan meninjau ulang distribusi dana.

Menariknya, Wyoming mengikuti langkah Colorado yang juga lebih memilih Kuiper ketimbang Starlink dalam urusan penyediaan satelit internet. 

Padahal, Kuiper sendiri belum memiliki pelanggan aktif meski telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Alasan pemilihan Kuiper belum dijelaskan resmi oleh kantor broadband Wyoming. 

Namun, dalam proposal, Amazon berjanji menyediakan kecepatan unduh minimal 150 Mbps di lokasi BEAD, lebih tinggi dibandingkan kontrak Starlink yang hanya di kisaran 100 Mbps. Selain itu, kapasitas jaringan Starlink juga diduga menjadi perhatian, mengingat layanan ini sudah dipakai oleh lebih dari 2 juta pelanggan di seluruh AS.

Sesuai aturan BEAD, baik Kuiper maupun Starlink diwajibkan memberikan perangkat antena parabola secara gratis dan menyediakan kapasitas jaringan khusus bagi lokasi yang ditetapkan.

Saat ini, Amazon baru memiliki sekitar 100 satelit Kuiper di orbit dan berencana meluncurkan puluhan satelit tambahan dalam beberapa bulan ke depan. Meski demikian, belum ada kejelasan kapan layanan internet Kuiper akan resmi beroperasi maupun berapa biaya langganan yang akan dikenakan kepada pelanggan.