Jakarta: Regional Director Gallup Kanika Singh memaparkan keterlibatan karyawan di Asia Tenggara masih rendah. Dia menuturkan produktivitas karyawan bisa ditingkatkan dengan mendorong keterlibatan di tempat kerja.
Dia menuturkan berdasarkan penelitian Gallup, hanya 26 persen pekerja di Kawasan Asia Tenggara merasa terhubung dengan tempat kerja mereka, angka yang jauh dari ideal dalam mendorong pertumbuhan dan produktivitas perusahaan.
“Kita benar-benar berjuang untuk menciptakan koneksi di tempat kerja yang memberikan rasa kepemilikan kepada karyawan,” ujar Kanika dalam Indonesia Knowledge Forum 2024 yang diselenggarakan oleh PT Bank Central Asia (BCA) dikutip Minggu, 17 November 2024.
Sementara itu pekerja Indonesia berada pada angka 25 persen dalam keterlibatan dengan tempat kerja. Ini dari laporan koneksi sosial yang dilakukan Gallup dengan meta di seluruh dunia.
“Hal ini membuat setengah dari rata-rata orang di Indonesia mengatakan mereka secara aktif mencari pekerjaan. Dan khususnya di Indonesia, ketika kami bertanya, 11 persen orang mengatakan mereka tidak merasa terhubung dengan siapa pun,” tegas dia.
Berdampak ke produktivitas karyawan
Menurut data Gallup, rendahnya keterlibatan pekerja berdampak langsung pada produktivitas, profitabilitas, dan kesejahteraan karyawan.
Kanika menyebutkan perusahaan-perusahaan yang sukses dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan menghargai kebutuhan manusia menunjukkan kinerja yang lebih baik.
“Ketika kebutuhan dasar seperti rasa hormat, keberagaman, inklusi, dan kesejahteraan terpenuhi, kisah pertumbuhan perusahaan dan karyawan juga berubah secara signifikan,” tambahnya.
Gallup mengidentifikasi tiga strategi utama yang dilakukan oleh perusahaan yang berhasil meningkatkan keterlibatan karyawan, Pertama, Pemimpin perusahaan harus menyadari bahwa karyawan adalah inti dari strategi organisasi.
Kedua, perusahaan perlu meminta akuntabilitas para pemimpin dan manajer untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan karyawan.
Dan ketiga, Komunikasi yang Efektif. Komunikasi bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga mendengarkan dan memahami kebutuhan karyawan.
Kanika menegaskan bahwa kerja ideal bukanlah sekadar Impian ketika perusahaan berinvestasi dalam kebutuhan manusia di tempat kerja.
“Jika ketiga aspek itu dipenuhi, itu tidak hanya mendorong kinerja organisasi tetapi juga menciptakan kesejahteraan dan kemandirian bagi karyawan mereka,” ujar dia.
Menciptakan lahan yang baik
Sementara itu, Direktur BCA lianawaty Suwono mengatakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik harus ada lingkungan yang sehat untuk tumbuh.
“Lahan yang subur itu yang kita namakan culture ya. Jadi kalau ada bibit unggul kalau lahannya tidak subur tidak akan tumbuh,” tegas dia.
Dia mengatakan lahanya berupa sistem prosedur yang jelas secara kerja dengan value yang ada di company. Setelah itu dia menyiapkan kontrol yang ketat dari perwakilan perusahaan.
“Setelah lahannya, kemudian kita bangun tukang kebunnya. Ya orang orang yang setiap hari melihat langsung bagaimana bibit itu bertumbuh. Dia yang akan tahu kalau ini bibitnya lagi tumbuh dan bermasalah kurang pupuk ya tambahin pupuk ada hama dia bersihin hama,” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(SAW)