Surabaya (beritajatim.com) – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus berupaya menciptakan iklim bermedia sosial yang sehat untuk masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan literasi digital bertajuk SOHIB Berkelas Surabaya.
Ketua Tim Pengelola Media Sosial Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Ditjen KPM) Kemkomdigi, Andrean Weby Finaka mengatakan SOHIB Surabaya adalah kelas yang diselenggarakan demi dunia digital yang lebih baik ke depan. Pada gelaran SOHIB Surabaya di Legacy Ballroom, Kamis (20/11/2025) kemarin, Kemkomdigi berfokus pada pengenalan konten informasi publik serta pengelolaan akses dan aset konten pemerintah.
“Realisasi berbagai program prioritas nasional menuntut hadirnya ekosistem digital yang terbuka, inklusif, dan berintegritas. Sehingga perlu ruang untuk mewujudkan itu,” kata Andrean kepada Beritajatim.com, Jumat (21/11/2025).
Menurut Andrean, ekosistem digital yang sehat harus bersifat terbuka, inklusif, dan berintegritas. Untuk mewujudkannya, ada empat pilar literasi digital yang harus dikuatkan di seluruh lapisan masyarakat. Pertama, penguatan kemampuan untuk mengelola dan interaksi digital yang efektif (digital skill).
Kedua, nilai dan norma masyarakat dalam dunia digital (digital culture), lalu aturan dan norma yang mengatur perilaku di ruang digital (digital ethics), serta yang terakhir adalah kemampuan melindungi diri dari ancaman kejahatan di ruang digital (digital safety).
“Dalam dunia digital, selain diperlukan kemampuan, juga paling penting adalah integritas dan tanggung jawab dalam setiap aktivitasnya di ruang siber,” imbuhnya.
Menurut Andrean, SOHIB Surabaya didesain untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menghasilkan konten yang bijaksana serta memahami etika bermedia sosial. Para peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan digital, yang membawa dampak positif bagi lingkungan sosialnya dan turut menjaga kebersihan ekosistem informasi.
“Penguatan literasi digital merupakan bagian penting dalam mempercepat pencapaian Program Prioritas Nasional. Informasi publik yang transparan, akuntabel, dan tepat sasaran dibutuhkan untuk mendukung agenda pembangunan, termasuk agenda Asta-Cita pemerintah terkait transformasi digital nasional dan penguatan tata kelola pemerintahan,” terang Andrean.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi, menyampaikan bahwa saat ini kebutuhan literasi digital semakin penting. Sehingga literasi digital yang kuat menjadi perhatian utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menghadapi derasnya arus informasi di era konektivitas tinggi yang memunculkan peluang besar.
“Peluang besar dalam ruang digital juga datang bersama risiko: hoaks, manipulasi emosi, misinformasi, hingga polarisasi opini. Tantangan tersebut menjadi alasan pentingnya penguatan kapasitas pengelola informasi publik di instansi pemerintah,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan pelatihan oleh Kemkomdigi di Surabaya kemarin, turut hadir Head of Production Indonesia.go.id, Singgih Aji Abiyuga, dan Eksekutif Produser Narasi TV, Mufti A. Sholih, sebagai narasumber. (ang/kun)
