Bisnis.com, JAKARTA — SoftBank Group Corp. mengumumkan kesepakatan definitif untuk mengakuisisi DigitalBridge Group, Inc., manajer aset alternatif global yang fokus pada infrastruktur digital seperti data center, menara seluler, jaringan serat optik, dan infrastruktur edge, dengan nilai perusahaan mencapai sekitar $4 miliar atau sekitar Rp67,1 triliun.
Dilansir dari laman resmi Softbank, Selasa (30/12/2025), langkah ini diambil untuk memperkuat misi mewujudkan Artificial Super Intelligence (ASI) demi kemajuan umat manusia.
Akuisisi ini akan memperluas kapasitas pusat data dan konektivitas SoftBank guna mendukung pelatihan, penerapan, dan layanan AI skala global.
Chairman dan CEO SoftBank Group Corp Masayoshi Son mengatakan seiring transformasi AI di berbagai industri dunia, perusahaan membutuhkan lebih banyak daya komputasi, konektivitas, listrik, dan infrastruktur yang skalabel.
“DigitalBridge adalah pemimpin di infrastruktur digital, dan akuisisi ini akan memperkuat fondasi pusat data AI generasi berikutnya, memajukan visi kami menjadi penyedia platform ASI terkemuka, serta membuka terobosan yang mendorong kemajuan umat manusia,” kata Son kepada Bisnis, Selasa (30/12/2025).
Sementara itu, CEO DigitalBridge Marc Ganzi mengatakan pembangunan infrastruktur AI merupakan peluang investasi terbesar saat ini. SoftBank memiliki DNA serupa sebagai pembangun dan investor jangka panjang yang berkomitmen pada infrastruktur digital transformatif.
“Visi, kekuatan modal, dan jaringan global mereka akan memungkinkan kami mempercepat misi dengan fleksibilitas lebih besar,” kata Marc.
Berdasarkan kesepakatan, SoftBank akan mengakuisisi seluruh saham umum DigitalBridge secara tidak langsung seharga $16 per saham tunai.
Transaksi ini direkomendasikan secara bulat oleh komite khusus dewan direksi DigitalBridge yang terdiri dari direktur independen, dengan premi 15% dari harga penutupan saham pada 26 Desember 2025, dan 50% dari rata-rata harga 52 minggu sebelumnya per 4 Desember 2025.
Setelah penutupan, DigitalBridge akan tetap beroperasi sebagai platform terpisah di bawah pimpinan Marc Ganzi. Transaksi tunduk pada persetujuan regulator dan diharapkan selesai pada paruh kedua 2026.
Langkah ini memperkuat posisi SoftBank di sektor infrastruktur digital global, sejalan dengan lonjakan permintaan AI dari perusahaan teknologi besar.
